Friday, May 2, 2014

Waralaba dan Wirausahawan

WARALABA & WIRAUSAHAWAN
Pengertian Waralaba
Waralaba merupakan suatu sistem distribusi di mana pemilik bisnis yang semi-mandiri membayar iuaran dan royalty kepada induk perusahaan pewaralaba untuk mendapatkan hak menggunakan merek dagang induk perusahaan, menjual barang atau jasanya, dan sering kali menggunakan format dan sistem bisnisnya. Penjelasan lain dari Pengertian Waralaba yaitu ikatan hukum dan komersial yang dibuat antara individu atau kelompok atau pelaku binsis waralaba yang ingin menggunakan merek dagang atau nama dagang dengan pemilik merek dagang, nama dagang, merek layanan atau simbol iklan atau pemilik perusahaan atau franchisor. Pengaturan cara berbisnis antara kedua pihak diatur oleh waralaba. Pada umumnya, terwaralaba akan menjualkan barang atau jasa yang dimiliki oleh pemilik waralaba. Pemilik perusahaan waralaba adalah pemberi hak atau izin atas waralaba sedangkan franchise atau terwaralaba yang membeli atau yang menerima hak waralaba.
Pewaralaba dan Terwaralaba
  • Franchisor atau Pewaralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
  • Franchisee atau Terwaralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.
Apa yang diberikan Pewaralaba?
v  Penelitian pasar
v  Sistem bisnis yang telah teruji
v  Nama yang telah dikenal
Apa yang diberikan Terwaralaba?
v  Biaya awal waralaba
v  Royalti secara terus menerus

Jenis-jenis Waralaba
1.  Waralaba nama dagang (tradename franchising). Contoh: True Value Hardware atau Western Auto
2.  Waralaba distribusi produk (product distribution franchising). Contoh: Chevrolet, Lincoln, Chrysler, Pepsi Cola, Coca Cola, alat rumah tangga, kosmetik
3. Waralaba murni (pure franchising)/waralaba komprehensif atau waralaba forma bisnis. Merupakan waralaba yang umum.

Keuntungan Membeli Bisnis Waralaba
Merek Dagang yang Sudah Dikenal Luas
Bisnis waralaba sangat populer dan terkenal luas di kalangan orang karena keberadaannya dalam skala nasional/internasional. Oleh karena itu, mereka telah menciptakan sebuah brand image sendiri bahwa Kita memiliki kesempatan untuk menikmati dengan membuka waralaba bagi mereka. Kita sudah akan memiliki basis pelanggan dari daerah sekitar lokasi usaha waralaba Kita karena konsumen sudah akrab dengan nama merek.

Biaya Pemasaran Rendah
Karena manfaat yang disebutkan di atas, biaya pemasaran akan rendah dalam berbisnis waralaba sudah termasuk berinvestasi dalam operasi pemasaran untuk mempromosikan citra merek dan meraih pangsa pasar yang lebih besar.

Pelatihan Tenaga Kerja
Semua pemegang waralaba menyediakan program pelatihan untuk melatih karyawan Kita untuk menangani mesin canggih dan peralatan. Mereka juga mengajarkan keterampilan perdagangan khusus dan teknik untuk bisnis. Kita akan menghemat banyak biaya untuk pelatihan karyawan karena mereka ditanggung oleh perusahaan.

Dukungan Teknis
Perusahaan pemegan waralaba membantu mengatur lingkungan teknologi yang tepat untuk bisnis Kita dengan menyediakan akses mudah untuk membeli alat-alat dan mesin. Mereka juga menyediakan persediaan dengan biaya rendah dengan memanfaatkan daya tawar mereka dan hubungan bisnis dengan pemasok.

Tidak ada Investasi pada Penelitian dan Pengembangan
Waralaba mengurus penelitian dan pengembangan untuk bisnis juga. Mereka memberikan pelatihan dan peralatan untuk menyerap inovasi baru dan penemuan dalam bisnis. Kita tidak harus mengeluarkan langsung keuangan Kita untuk penelitian dan pengembangan, seperti yang diamati dalam bisnis lain.
  
Kerugian Membeli Bisnis Waralaba
Investasi Modal
Pemilik perusahaan waralaba memiliki tuntutan yang tinggi untuk investasi modal awal untuk mendirikan bisnis dan memberikan jaminan. Oleh karena itu, mungkin tidak layak untuk seseorang dengan dukungan keuangan yang kurang memadai.

Pengekangan Durasi Kontrak
Untuk membeli franchise, Kita harus masuk ke dalam kontrak dengan waralaba yang secara hukum mengikat Kita untuk menjalankan bisnis selama periode rata-rata 10 tahun. Hal ini dapat mencegah Kita dari membuka bisnis Kita lainnya selama rentang waktu yang ditetapkan.

Tidak ada Fleksibilitas
Jika Kita seorang pengusaha yang berharap untuk menggunakan inovasi bisnis kreatif, bisnis waralaba mungkin bukan sesuatu yang cocok untuk Kita. Hal ini karena semua pemegang waralaba menetapkan kode ketat norma dan pedoman pengelolaan bisnis untuk mempromosikan stkitardisasi. Mereka tidak mendorong adanya kreativitas yang mengubah lingkungan bisnis waralaba Kita sendiri.

Membayar Royalti
Sebuah nama merek besar memiliki harga. Untuk membeli merek dagang perusahaan terkenal dan mencari manfaat dari dukungan pemasaran teknisnya, Kita diwajibkan membayar royalti tahunan.

Keterbukaan Penuh
Kita harus memberikan akses 100% untuk waralaba Kita dengan laporan keuangan dari bisnis Kita. Kita sepenuhnya bertanggung jawab dan untuk setiap langkah bisnis mereka. Jika Kita harus membuat keputusan bisnis, Kita harus terlebih dahulu meminta persetujuan pemberi izin waralaba sebelum Kita bertindak berdasarkan itu.

10 Mitos Wiralaba
1. Waralaba merupakan cara paling aman dan tidak pernah gagal
Dalam menjalankan suatu bisnis dalam bidang apapun pasti ada yang namanya sebuah kegagalan, terutama waralaba. Jika kita menjalankan bisnis waralab itu bukanlah suatu hal yang bisa menjanjikan bahwa nantinya kita akan sukses, karena baik atau tidaknya tergantung kita dalam mengelola bisnis tersebut. Di luar sana juga banyak juga bisnis waralaba yang bangkrut dan hanya bertahan beberapa lama saja.
2. Membuka waralaba dengan sedikit uang dari perkiraan pewaralaba
Dalam membuka waralaba harus lah mengeluarkan uang yang cukup banyak.
3. Semakin besar organisasi semakin sukses usahanya
Hal ini sangat lah tidak benar, sebesar apapun organisasinya dan sebanyak apapun cabang yang dimiliki usaha tersebut bukan jaminan suksesnya waralaba yang kita miliki nanti. Walaupun organisasi yang sudah besar pastinya sudah memiliki nama yang cukup dikenal masyarakat tetapi tetap saja ada beberapa faktor yang harus kita lihat jika waralaba tersebut ingin tetap sukses mengikut nama besar organisasi.
4. Gunakan 80% bisnis waralaba, dan sisanya gunakan kemampuan pribadi
5. Semua waralaba sama
Mungkin hukum yang mengatur waralaba sama, tetapi dari manajemen hingga kualitas yang dimiliki setiap waralaba pasti berbeda-beda.
6. Tidak perlu menjadi manajer yang aktif, tidak hadir tetapi sukses
Jika kita tidak menjadi manajer yang aktif bagaimana kita bisa melihat perkembangan bisnis yang sedang dijalankan oleh orang yang sudah kita percayakan? Manajer yang aktif adalah salah satu hal yang harus dimiliki jika waralaba ingin sukses. Waralaba harus selalu memperhatikan segala aspek yang ada dalam waralaba tersebut. Mulai dari manajemennya hingga kualitas produk yang dihasilkan.
7. Setiap orang bisa menjadi pewaralaba yang sukses
Setiap orang pasti bisa sukses, termasuk pewaralaba tetapi tergantung bagaimana kerja keras orang tersebut dalam berusaha.
8. Waralaba merupakan cara paling murah untuk memulai bisnis
Masih banyak bisnis yang lebih murah jika dibandingkan dengan melakukan bisnis waralaba.
9. Pewaralaba akan menyelasaikan masalah karena kita telah membayar royalti
10. Setelah membuka waralaba dapat melakukan sesuatu seusatu dengan yang saya inginkan

Waralaba dan Hukum
Trade Regulation Rule
ISI
Mensyaratkan pewaralaba untuk membuka informasi rinci mengenai informasi mereka pada pertemuan yang pertama atau paling lambat 10 hari sebelum kontrak ditandatangani atau sebelum ada pembayaran apapun.

TUJUAN
Membantu calon terwaralaba terhadap perjanjian waralaba dan untuk memperkenalkan konsistensi ke dalam dokumen pengungkapan (disclosure statement).

Cara Membeli Waralaba
     Mengevaluasi diri sendiri
     Teliti pasar
     Pertimbangkan pilihan-pilihan waralaba
     Dapatkan salinan UFOC dari pewaralaba
     Berbicara dengan pihak yang membeli waralaba
     Ajukan pertanyaan sulit
     Tentukan pilihan
     Mengevaluasi diri sendiri
     Teliti pasar
     Pertimbangkan pilihan-pilihan waralaba
     Dapatkan salinan UFOC dari pewaralaba
     Berbicara dengan pihak yang membeli waralaba
     Ajukan pertanyaan sulit
     Tentukan pilihan

Trend Perkembangan Waralaba
Trend konsumen masa depan adalah Pay Less, Expect More, Get More. Konsumen masa depan adalah konsumen yang memiliki ekpektasi yang lebih tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan kualitas yang lebih tinggi dan konsisten, lebih banyak pilihan, toko yang lebih nyaman dan pelayanan yang lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah, waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko lebih rendah. Dapat diperkirakan, kompetisi selanjutnya, tidak hanya pada harga, namun menyangkut variable lain yang berkaitan dengan value atas pengalaman berbelanja pelanggan.
Beberapa trend yang sudah dan akan terjadi di Indonesia dan memberikan dampak bagi industri retail diantaranya :
Gelombang masuknya retailer asing :
·           Evolusi ke Format Retail Baru
·           Meningkatnya keluarga dengan double income (suami-istri bekerja).
·           Pertumbuhan kota-kota satelit disekeliling kota besar.
·           Mobilitas yang semakin tinggi dan waktu luang yang semakin sedikit.
·           Pembantu rumah tangga menjadi semakin mahal.
·           Perkembangan pemakaian PC rumah tangga dan internet yang semakin tinggi.
·           Perkembangan teknologi dan pemakaian Handphone-PDA.

Evolusi perkembangan format retail di Indonesia dapat di bagi atas beberapa tahapan:
1. Sebelum 1960-an: Era perkembangan retail tradisional berupa retailer atau pedagang pedagang independen.

2. Tahun 1960-an: Era perkenalan retail modern dengan format Department Store (Mass Merchandiser), ditandai dengan dibukanya gerai retail pertama SARINAH di Jl. MH Thamrin.

3. Tahun 1970-1980-an: Era perkembangan retail modern dengan format Supermarket dan Department Store, ditandai dengan berkembangnya retailer modern (Mass Merchandiser dan Grocery) seperti Matahari, Hero, Golden Truly, Pasar Raya dan Ramayana. Pada masa ini juga berkembang format Drug Store, yang lebih dikenal dengan nama apotik.

4. Tahun 1990-an: Era perkembangan Convenience Store (C-Store), High Class Departmet Store, Branded Boutique (High Fashion) dan Cash and Carry. Perkembangan C-store ditandai dengan maraknya pertumbuhan Indomaret dan AMPM. Perkembangan High Class department Store dan High Fashion Outlet, ditandai dengan masuknya SOGO, Metro, Seibu,Yaohan, Mark & Spencer dan berbagai outlet high fashion lainnya. Pekembangan format Cash and Carry ditandai dengan berdirinya Makro, diikuti oleh retailer lokal dengan format serupa misalnya GORO, Indogrosir dan Alfa.

5. Tahun 2000 - 2010: Era perkembangan Hypermarket, Factory Outlet, Category Killer dan perkenalan dengan e-retailing. Era Hypermarket ditandai dengan berdirinya Continent Hypermarket dan Paserba Carrefour di tahun 1998. Pada tahun 2002 akan dibuka Hypermarket GIANT, dan beberapa gerai hypermarket lainnya. Adanya kebutuhan akan barang bagus/bermerek dengan harga miring akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan mendorong perkembangan Category Killer dan Factory Oulet. Di beberapa tahun ke depan, akan bermunculan category killer di berbagai kategori produk seperti Family Apparel, Consumer Electronic, Auto Aftermarket, Home/Bed/Bath, Home Improvement, Pet Supply, Craft/Hobby, Computer, Sporting Goods, melengkapi category killer yang telah berkembang saat ini seperti Department Store, Book Stores, Electronic, Office Supply dan Toy Stores. Berbagai factory outlet kini mulai menjamur di kota Bandung dan Jakarta, misalnya Millenia dan Metro Factory Outlet. Multipolar Group dengan LIPPOSHOP-nya berjasa dalam memperkenalkan e-retailing di Indonesia, contoh retailer yang berbasis internet misalnya sanur, click and drag dan gramedia on-line.

6. Tahun 2010-2020: Era perkembangan Hard Discounter Store dan Catalog Services. Persaingan harga yang semakin sengit akan mengarahkan retailer mencari alternatif format retail yang lebih effisien. Sehingga pada masa ini akan menjamur format Hard Discounter menggantikan format Hypermarket. Format hardiscounter menawarkan produk sejenis dengan harga 15-30% lebih murah dibandingkan format retail lainnya. Pada masa ini private label akan semakin populer. Selain itu untuk barang-barang tahan lama misalnya pakaian, appliances dan elektonik, akan berkembang melalui format Catalog Services. Format ini memungkinkan retailer untuk menjual dengan harga lebih murah karena tidak mengeluarkan biaya investasi dan operasional toko secara fisik. Semakin memasyarakatnya kepemilikan PC dan akses internet akan mendorong pertumbuhan format catalog melalui e-retailing.

7. Setelah tahun 2020: Era perkembangan e-retailing dan Toko Spesialisasi. Tingkat kepemilikan PC dan akses internet akan semakin merata di Indonesia, sehingga mendorong ke arah perkembangan e-retailing yang sesungguhnya. Pemesanan dan pembayaran produk dilakukan melalui internet, bahkan pada masa tersebut kita dapat menggunakan handphone-PDA atau handheld terminal yang disediakan retailer untuk melakukan pembelian produk saat berkunjung ke supermarket. Cukup scan barang yang akan kita beli dengan Handphone-PDA atau handheld, selanjutnya kita boleh langsung membayar dengan credit card secara on-line lewat peralatan tersebut atau dengan cash di cashier. Kecenderungan berikutnya yang mungkin terjadi adalah toko spesialisasi akan menjamur, sehingga untuk membeli rokok misalnya, orang lebih senang pergi ke toko khusus yang menjual berbagai jenis rokok (Ciggarette Outlet), dengan harga yang tentu saja lebih bersaing.

No comments:

Post a Comment