Sunday, May 25, 2014

Promosi atau Komunikasi Pemasaran

Perkuliahan kali ini berlangsung seperti biasanya. Di Gedung IDB 1 Lantai 4 bersama Bapak Amril Muhammad. Berikut resume nya.

Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Perusahaan harus juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang dan pelanggan potensial, pengecer, pemasok, pihak pihak yang memiliki kepentingan pada perusahaan tersebut, dan masyarakat umum. Setiap perusahaan tidak dapat menghindari peranannya sebagai komunikator dan promotor. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarkan dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Mengembangkan dan mengelola program iklan. Periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. Dalam mengembangkan program iklan, manajer perusahaan harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli, lalu menggunakan lima keputusan utama (‘Lima M’)

Lima Keputusan Utama (Lima M) Iklan
Misssion (Apa saja tujuan Iklan tersebut?)
Tujuan penjualan, apakah tujuan penjualan meningkatkan omset penjualan atau hanya menjaga image perusahaan
Tujuan iklan, apakah sekedar informasi atau bisa mempengaruhi orang untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk yang diiklankan atau juga hanya untuk pencitraan saja

Money (Berapa banyak yang dapat dibelanjakan?)
  • Tahap-tahap dalam PLC
  • Pangsa pasar dan basis konsumen
  • Persaingan kerumunan
  • Frekuensi iklan
  • Kemampuan penggantian produk

Message (Pesan apa yang harus disampaikan?)
  • Pembentukan pesan – bagaimana proses pembentukan pesan tersebut, isinya apa
  • Evaluasi dan pemilihan pesan – apakah kata kata pesan tersebut mengandung kata-kata yang bisa menyinggung orang atau tidak
  • Pelaksanaan pesan
  • Review tanggung jawab sosial – pesan tersebut tidak boleh menipu

Media (Media apa yang seharusnya digunakan?)
  • Jangkauan, frekuensi, dampak
  • Jenis media utama
  • Sarana media khusus
  • Penetapan  waktu media
  • Alokasi media geografis

Measuremant (Bagaimana hasilnya harus dievaluasi?)
  • Dampak komunikasi
  • Dampak penjualan

Mengembangkan dan Mengelola Program Iklan
A. Menentukan Tujuan
Yakni tugas komunikasi khusus dan tingkat pencapaian yang harus dicapai dengan pemiras tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan Iklan:
  1. Iklan Informatif, untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.
  2. Iklan Persuasif, untuk menciptakan kesukaaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatun 
  3. Iklan Pengingat, untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.
  4. Iklan Penguat, untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat

B. Memutuskan Anggaran Iklan
Ada 5 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan anggaran iklan:
  1. Tahap dalam siklus hidup produk, produk baru mendapat anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan mencobanya.
  2. Pangsa pasar dan bisnis konsumen, merek berpangsa pasar tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit pengeluaran iklan, dengan hanya sekian persen dari penjualan, guna mempertahankan pangsanya.
  3. Persaingan dan gangguan, gangguan dari iklan yang tidak langsung bersaing dengan suatu merek akan memyebabkan kebutuhan iklan yang lebih besar sehingga dibutukan anggaran iklan yang tinggi.
  4. Frekuensi Iklan, jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan merek tersebut kepada konsumen mempunyai dampak tehadap anggaran iklan.
  5. Daya substitusi produk, Merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda.
C. Mengembangkan Kampanye Iklan

1.      Pembentukan dan evaluasi pesan
  • Pengiklan selalu mencari ‘ide hebat’ yang:
  • Menghubungkan merek dan konsumen secara rasional dan emosional
  • Membedakan merek dan fleksibel untuk diterjemahkan ke dalam berbagai media, pasar dan periode waktu
2.      Pengembangan kreatif dan pelaksanaan
  • Iklan televise, dikenal sebagai media paling kuat dan menjangkau spectrum konsumen yang luas
  • Iklan media cetak, dapat memberikan informasi yang rinci dan mengkomunikasikann dengan efektif
  • Iklan radio, memiliki fleksibilitas tinggi
3.      Masalah hukum dan sosial
  • Pengiklanan tak boleh membuat pernyataan salah
  • Pengiklanan tak boleh membuat iklan yang mempunyai kapasitas menipu
  • Pengiklanan tak boleh menyerang masyarakat umum dan kelompok etnis, rasa tau minoritas tertentu
4.       Memutuskan media dan mengakui efektivitas
  • Pemilihan media adalah proses meneukan media yang paling efektif biaya untuk menghantarkan jumlah dan jenis paparan yang diinginkan kepada pemirsa. Jumlah paparan terkait:
  • Jangkauan
  • Frekuensi
  • Dampak
  • Total jumlah paparan
  • Jumlah paparan tertimbang
5.      Memilih jenis media utama
         Variabel yang diperhatikan antara lain:
  • Kebiasaan permirsa media sasaran
  • Karateristik produk
  • Karakteristik pesan
  • Biaya
Alternatif opsi iklan
  • Iklan tempat : papan iklan, ruang publik seperti pesawat terbang
  • Penempatan produk yakni dalam film atau acara TV atau dalam bentuk Advertorial
  • Titik pembelian : yakni iklan dalam toko seperti di kereta belanja, lorong dan rak.

Memilih sarana media khusus. Beberapa kemungkinan ukuran pemirsa yang harus diketahui dalam proses pemilihan: Sirkulasi, Pemirsa, Pemirsa efektif.
Klasifikasi  pola penentuan waktu iklan :
  • Kontinuitas, paparan muncul serta konsisten sepanjang periode tertentu
  • Konsentrasi, memerlukan pembelanjaan semua uang untuk iklan dalam satu periode
  • Bersela, memerlukan iklan untuk satu periode, diikuti oleh periode kegiatan iklan kedua
  • Berdenyut,  iklan berkelanjutan dengan titik bobot rendah yang diperkuat secara periodik.
Promosi penjualan
Terdiri dari koleksi alat insentif yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Mencakup promosi konsumen, promosi dagang, promosi bisnis dan tenaga penjualan. Alat-alat promosi penjualan diantaranya adalah kupon, kontes, premi dan lain sebagainya. Dari semua jenis promosi tersebut masing-masing menawarkan tiga benefit, yaitu :
  • Komunikasi: promosi biasanya mengundang minat dan menyajikan informasi agar konsumen terdorong membeli.
  • Insentif: menawarkan konsesi, rangsangan atau kontribusi yang bagi konsumen bisa merupakan value tersendiri.
  • Undangan: promosi bersifat mengundang agar seketika dapat terjadi transaksi.
Acara dan pengalaman (contoh:  seminar, open house, dll)
Tujuan acara antara lain:
  • Mengidentifikasi pasar sasaran atau gaya hidup tertentu
  • Meningkatkan kesadaran perusahaan atau nama produk
  • Menciptakan atau memperkuat persepsi tentang asosiasi citra merk kunci.
Hubungan Masyarakat
Masyarakat adalah semua kelompok yang memiliki minat actual potensial atau mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan. Hubungan masyarakat juga sebagai pendongkrak nilai penjualan.
Memasarkan Hubungan Masyarakat
Keputusan utama dalam humas:
a.       Publikasi
b.      Acara
c.       Pemberian sponsor
d.      Berita
e.       Pidato
f.       Kegiatan Layanan Masyarakat
g.      Media Identitas

Keunggulannya yaitu:
  • Kredibilitas tinggi: berita dan fitur lebih otentik dan kredibel di mata pembaca lebih tinggi ketimbang iklan.
  • Mampu menjaring pembeli dalam keadaan lengah: humas mampu menjangkau prospek yang suka menghindari wiraniaga dan iklan.
  • Dramatisasi: humas mampu mendramatisir perusahaan atau produk.

Thursday, May 22, 2014

Tugas Design Brosur, Spanduk dan Cover Buku

JAKARTA FILM ACADEMY
Since 2020

Cover Buku

Spanduk


Brosur atau Poster

 Brosur tampak belakang

Brosur tampak depan

Saturday, May 17, 2014

Resume Kuliah Umum Manajemen Pendidikan UNJ "Membangun Kewirausahaan Pendidikan"

Hari Rabu yang lalu tepatnya tanggal 14 Mei 2014 lalu telah berlangsung kuliah umum jurusan Manajemen Pendidikan UNJ yang bertemakan "Membangun Kewirausahaan Pendidikan". Kuliah umum yang bertempat di Gedung Sertifikasi Guru UNJ Lantai 9 itu dihadiri oleh seluruh mahasiswa Manajemen Pendidikan UNJ angkatan 2013 hingga 2011, dosen-dosen jurusan Manajemen Pendidikan UNJ dan juga pembicara utama kuliah umum ini yaitu Bapak Dr. Ir. Haidar Bagir, M.A. Sebelum acara kuliah umum dimulai ditampilkan terlebih dahulu berbagai macam pertunjukan seni dari mahasiswa Manajemen Pendidikan UNJ, mulai dari bernyanyi hingga penampilan tarian Betawi.
 Mahasiswa Manajemen Pendidikan 2012 B

Penampilan Tarian Betawi oleh Mahasiswa Manajemen Pendidikan UNJ

Acara kuliah umum dimulai sekitar pukul 10 pagi setelah pembicara datang yaitu Bapak Dr. Ir. Haidar Bagir, M.A. Beliau adalah Direktur Utama Penerbit Mizan dan juga Ketua Yayasan Lazuardi Hayati. Beliau adalah Alumni ITB dan juga Harvard University. Beliau juga pernah terpilih sebagai CEO terbaik di Indonesia pada tahun 2008. Beliau memberikan beberapa materi dalam kuliah umum tersebut. Salah satu yang sangat membuka pikiran saya adalah penjelesan beliau mengenai paradigma pendidikan dan nilai nilai yang harus dimiliki pendidik. Semua yang di sekolah adalah tim pendidik bahkan OB dan office girl juga bagian dari tim pendidik di suatu sekolah. Benda mati atau benda hidup sumber pendidikan bagi anak anak. Dari Kepala Sekolah sampai OB harus ikut serta dalam kedisplinan di sekolah. Beliau bercerita mengenai beberapa usaha yang dijalankannya mulai dari pengalamannya puluhan organisasi bisnis baik sosial ataupun yang lain tetapi yang paling sulit adalah mengelola sekolah. Dibilang sekolah yang paling susah dikelola tetapi mengelola nya dengan sepenuh hati dan juga komitmen.
Dr. Ir. Haidar Bagir, M.A dalam kuliah umum Manajemen Pendidikan UNJ, 14 Mei 2014
  • Cina menghasilkan peniru bukannya inventor. Pendidikan di cina tidak bisa disamakan dengan pendidikan di Finlandia
  • Salah satu kunci keberhasilan pendidikan di Finlandia: dukungan pemerintah yang dahsyat, passionate para pendidikan di Finlandia, orangtua juga bersemangat
  • Di Finlandia jurusan paling tinggi adalah jurusan keguruan dan ilmu pendidikan



  • Pekerjaan guru sebagai passion
  • Guru (sanskerta) pengusir kegelapan dan kebodohan
  • Guru adalah yang melampaui sifat dan bentuk artinya orang yang telah menemukan Tuhan di dalam dirinya. Dalam perjanjian baru ada istilah didaskalos artinya guru atau pengajar.



  • Dalam islam guru itu disebut mualim ketiganya itu fungsi ketuhanan
  • Mualim dari alam
  • Guru disebut mualim. Tuhan juga mualim.
  • Jalan menuju surga seorang guru sangatlah dekat.
  • Jadi pendidik yang setengah hati dosanya besar
  • Profesi yang paling dekat dengan Tuhan adalah orang yang punya ilmu yaitu guru
  • Pekerjaan yang paling dekat ke surga tapi resiko nya juga yang paling besar



  • Pekerjaan yang membutuhkan keahlian disebut profesi
  • Sinonim dari profesi adalah vokasi atau kejuruan
  • Kata vokasi artinya panggilan Tuhan.
  • Melihat suatu pekerjaan sebagai vokasi berari melihatnya sebagai suatu panggilan hidup. Dengan kata lain, tujuan hidup, yang sekaligus adalah sesuatu yang dihasratkan
  • Kata passion. Guru atau pendidik harus bekerja dengan passion. Orang yang bekerja dengan passion berarti siap menerima penderitaan karena pekerjaan tersebut dan cinta terhadap pekerjaan
    Kuliah Umum "Membangun Kewirausahaan Pendidikan"
Catatan Mengenai Perkuliahan Umum "Membangun Kewirausahaan Pendidikan"


Sunday, May 11, 2014

Keputusan Harga

KEPUTUSAN HARGA

PRICE
Sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa atau sejumlah nilai yang dikeluarkan konsumen guna mendapatkan manfaat dalam memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Menentukan Kebijakan Penetapan Harga
1.        Memilih tujuan penetapan harga
2.        Menentukan permintaan
3.        Memperkirakan biaya
4.        Analisis biaya, harga dan tawaran pesaing
5.        Memilih metode penetapan harga
6.        Menentukan harga final

Pendekatan Penetapan Harga

ü  Permintaan di pasar sasaran
ü  Strategi bisnis dan pemasaran
ü  Diferensiasi produk (KW 1 dan KW 2)
ü  Harga pesaing
ü  Harga barang subsitusi
ü  Biaya produksi



·      Cost Based Pricing

·      Break Even Analysis & Target Profit Pricing
Menetapkan harga untuk mencapai titik impas dalam membuat dan memasarkan suatu produk atau menetapkan harga dalam mencapai target profit
Break even volume
Fixed Cost= Price – Variable cost

·      Value Based Pricing
Menetapkan harga berdasarkan persepsi pembeli terhadap suatu nilai dibandingkan dengan biaya penjualan
Cost based pricing
Product → Cost → Price → Value → Costumers

Volume based pricing
Costumers → Value → Price → Cost → Product

·      Competition Based Pricing
Menetapkan harga berdasarkan harga yang ditetapkan pesaing untuk jenis produk yang sama.

Strategi Penetapan Harga Produk Baru
·      Market-Skimming Pricing
Menetapkan harga yang tinggi untuk produk baru untuk mendapatkan pendapatan maksimal
·      Market-Penetration Pricing
Menetapkan harga yang rendah untuk produk baru

Strategi Penyesuaian Harga
Strategi
Discount & Allowance Pricing
Segmented Pricing
Physilogical Pricing
Promotional Pricing
Geographical Pricing
International Pricing


Penetapan Harga Psikologi
A                                                         Rp 20.000       100/unit
200 ML                      

B                                                         Rp 18.900       100/unit
175 ML                                  

Asumsi nilai sama           
Dengan uang yang sama bisa mendapatkan barang yang lebih banyak
ü Lebih menarik?
ü Nilai lebih baik?
ü Psikologi harga?

Penetapan Harga Promosi
o  Kepemimpinan harga merugi (supermarket)
o  Penetapan harga untuk event spesial
o  Potongan harga
o  Pembiayaan bunga rendah
o  Pembayaran jangka panjang
o  Garansi dan pelayanan
o  Diskon psikologis

Pertimbangan Dasar Keputusan Harga Untuk Dipasarkan di Luar Home Country
o  Apakah harga mencerminkan kualitas?
o  Apakah harga kompetitif?

Market Holding
Strategi ini sering dipergunakan oleh perusahaan yang ingin mempertahankan pangsa pasar

Pengaruh Lingkungan Terhadap Keputusan Harga
ü Fluktuasi nilai mata uang

ü Nilai tukar

Friday, May 2, 2014

Waralaba dan Wirausahawan

WARALABA & WIRAUSAHAWAN
Pengertian Waralaba
Waralaba merupakan suatu sistem distribusi di mana pemilik bisnis yang semi-mandiri membayar iuaran dan royalty kepada induk perusahaan pewaralaba untuk mendapatkan hak menggunakan merek dagang induk perusahaan, menjual barang atau jasanya, dan sering kali menggunakan format dan sistem bisnisnya. Penjelasan lain dari Pengertian Waralaba yaitu ikatan hukum dan komersial yang dibuat antara individu atau kelompok atau pelaku binsis waralaba yang ingin menggunakan merek dagang atau nama dagang dengan pemilik merek dagang, nama dagang, merek layanan atau simbol iklan atau pemilik perusahaan atau franchisor. Pengaturan cara berbisnis antara kedua pihak diatur oleh waralaba. Pada umumnya, terwaralaba akan menjualkan barang atau jasa yang dimiliki oleh pemilik waralaba. Pemilik perusahaan waralaba adalah pemberi hak atau izin atas waralaba sedangkan franchise atau terwaralaba yang membeli atau yang menerima hak waralaba.
Pewaralaba dan Terwaralaba
  • Franchisor atau Pewaralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
  • Franchisee atau Terwaralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.
Apa yang diberikan Pewaralaba?
v  Penelitian pasar
v  Sistem bisnis yang telah teruji
v  Nama yang telah dikenal
Apa yang diberikan Terwaralaba?
v  Biaya awal waralaba
v  Royalti secara terus menerus

Jenis-jenis Waralaba
1.  Waralaba nama dagang (tradename franchising). Contoh: True Value Hardware atau Western Auto
2.  Waralaba distribusi produk (product distribution franchising). Contoh: Chevrolet, Lincoln, Chrysler, Pepsi Cola, Coca Cola, alat rumah tangga, kosmetik
3. Waralaba murni (pure franchising)/waralaba komprehensif atau waralaba forma bisnis. Merupakan waralaba yang umum.

Keuntungan Membeli Bisnis Waralaba
Merek Dagang yang Sudah Dikenal Luas
Bisnis waralaba sangat populer dan terkenal luas di kalangan orang karena keberadaannya dalam skala nasional/internasional. Oleh karena itu, mereka telah menciptakan sebuah brand image sendiri bahwa Kita memiliki kesempatan untuk menikmati dengan membuka waralaba bagi mereka. Kita sudah akan memiliki basis pelanggan dari daerah sekitar lokasi usaha waralaba Kita karena konsumen sudah akrab dengan nama merek.

Biaya Pemasaran Rendah
Karena manfaat yang disebutkan di atas, biaya pemasaran akan rendah dalam berbisnis waralaba sudah termasuk berinvestasi dalam operasi pemasaran untuk mempromosikan citra merek dan meraih pangsa pasar yang lebih besar.

Pelatihan Tenaga Kerja
Semua pemegang waralaba menyediakan program pelatihan untuk melatih karyawan Kita untuk menangani mesin canggih dan peralatan. Mereka juga mengajarkan keterampilan perdagangan khusus dan teknik untuk bisnis. Kita akan menghemat banyak biaya untuk pelatihan karyawan karena mereka ditanggung oleh perusahaan.

Dukungan Teknis
Perusahaan pemegan waralaba membantu mengatur lingkungan teknologi yang tepat untuk bisnis Kita dengan menyediakan akses mudah untuk membeli alat-alat dan mesin. Mereka juga menyediakan persediaan dengan biaya rendah dengan memanfaatkan daya tawar mereka dan hubungan bisnis dengan pemasok.

Tidak ada Investasi pada Penelitian dan Pengembangan
Waralaba mengurus penelitian dan pengembangan untuk bisnis juga. Mereka memberikan pelatihan dan peralatan untuk menyerap inovasi baru dan penemuan dalam bisnis. Kita tidak harus mengeluarkan langsung keuangan Kita untuk penelitian dan pengembangan, seperti yang diamati dalam bisnis lain.
  
Kerugian Membeli Bisnis Waralaba
Investasi Modal
Pemilik perusahaan waralaba memiliki tuntutan yang tinggi untuk investasi modal awal untuk mendirikan bisnis dan memberikan jaminan. Oleh karena itu, mungkin tidak layak untuk seseorang dengan dukungan keuangan yang kurang memadai.

Pengekangan Durasi Kontrak
Untuk membeli franchise, Kita harus masuk ke dalam kontrak dengan waralaba yang secara hukum mengikat Kita untuk menjalankan bisnis selama periode rata-rata 10 tahun. Hal ini dapat mencegah Kita dari membuka bisnis Kita lainnya selama rentang waktu yang ditetapkan.

Tidak ada Fleksibilitas
Jika Kita seorang pengusaha yang berharap untuk menggunakan inovasi bisnis kreatif, bisnis waralaba mungkin bukan sesuatu yang cocok untuk Kita. Hal ini karena semua pemegang waralaba menetapkan kode ketat norma dan pedoman pengelolaan bisnis untuk mempromosikan stkitardisasi. Mereka tidak mendorong adanya kreativitas yang mengubah lingkungan bisnis waralaba Kita sendiri.

Membayar Royalti
Sebuah nama merek besar memiliki harga. Untuk membeli merek dagang perusahaan terkenal dan mencari manfaat dari dukungan pemasaran teknisnya, Kita diwajibkan membayar royalti tahunan.

Keterbukaan Penuh
Kita harus memberikan akses 100% untuk waralaba Kita dengan laporan keuangan dari bisnis Kita. Kita sepenuhnya bertanggung jawab dan untuk setiap langkah bisnis mereka. Jika Kita harus membuat keputusan bisnis, Kita harus terlebih dahulu meminta persetujuan pemberi izin waralaba sebelum Kita bertindak berdasarkan itu.

10 Mitos Wiralaba
1. Waralaba merupakan cara paling aman dan tidak pernah gagal
Dalam menjalankan suatu bisnis dalam bidang apapun pasti ada yang namanya sebuah kegagalan, terutama waralaba. Jika kita menjalankan bisnis waralab itu bukanlah suatu hal yang bisa menjanjikan bahwa nantinya kita akan sukses, karena baik atau tidaknya tergantung kita dalam mengelola bisnis tersebut. Di luar sana juga banyak juga bisnis waralaba yang bangkrut dan hanya bertahan beberapa lama saja.
2. Membuka waralaba dengan sedikit uang dari perkiraan pewaralaba
Dalam membuka waralaba harus lah mengeluarkan uang yang cukup banyak.
3. Semakin besar organisasi semakin sukses usahanya
Hal ini sangat lah tidak benar, sebesar apapun organisasinya dan sebanyak apapun cabang yang dimiliki usaha tersebut bukan jaminan suksesnya waralaba yang kita miliki nanti. Walaupun organisasi yang sudah besar pastinya sudah memiliki nama yang cukup dikenal masyarakat tetapi tetap saja ada beberapa faktor yang harus kita lihat jika waralaba tersebut ingin tetap sukses mengikut nama besar organisasi.
4. Gunakan 80% bisnis waralaba, dan sisanya gunakan kemampuan pribadi
5. Semua waralaba sama
Mungkin hukum yang mengatur waralaba sama, tetapi dari manajemen hingga kualitas yang dimiliki setiap waralaba pasti berbeda-beda.
6. Tidak perlu menjadi manajer yang aktif, tidak hadir tetapi sukses
Jika kita tidak menjadi manajer yang aktif bagaimana kita bisa melihat perkembangan bisnis yang sedang dijalankan oleh orang yang sudah kita percayakan? Manajer yang aktif adalah salah satu hal yang harus dimiliki jika waralaba ingin sukses. Waralaba harus selalu memperhatikan segala aspek yang ada dalam waralaba tersebut. Mulai dari manajemennya hingga kualitas produk yang dihasilkan.
7. Setiap orang bisa menjadi pewaralaba yang sukses
Setiap orang pasti bisa sukses, termasuk pewaralaba tetapi tergantung bagaimana kerja keras orang tersebut dalam berusaha.
8. Waralaba merupakan cara paling murah untuk memulai bisnis
Masih banyak bisnis yang lebih murah jika dibandingkan dengan melakukan bisnis waralaba.
9. Pewaralaba akan menyelasaikan masalah karena kita telah membayar royalti
10. Setelah membuka waralaba dapat melakukan sesuatu seusatu dengan yang saya inginkan

Waralaba dan Hukum
Trade Regulation Rule
ISI
Mensyaratkan pewaralaba untuk membuka informasi rinci mengenai informasi mereka pada pertemuan yang pertama atau paling lambat 10 hari sebelum kontrak ditandatangani atau sebelum ada pembayaran apapun.

TUJUAN
Membantu calon terwaralaba terhadap perjanjian waralaba dan untuk memperkenalkan konsistensi ke dalam dokumen pengungkapan (disclosure statement).

Cara Membeli Waralaba
     Mengevaluasi diri sendiri
     Teliti pasar
     Pertimbangkan pilihan-pilihan waralaba
     Dapatkan salinan UFOC dari pewaralaba
     Berbicara dengan pihak yang membeli waralaba
     Ajukan pertanyaan sulit
     Tentukan pilihan
     Mengevaluasi diri sendiri
     Teliti pasar
     Pertimbangkan pilihan-pilihan waralaba
     Dapatkan salinan UFOC dari pewaralaba
     Berbicara dengan pihak yang membeli waralaba
     Ajukan pertanyaan sulit
     Tentukan pilihan

Trend Perkembangan Waralaba
Trend konsumen masa depan adalah Pay Less, Expect More, Get More. Konsumen masa depan adalah konsumen yang memiliki ekpektasi yang lebih tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan kualitas yang lebih tinggi dan konsisten, lebih banyak pilihan, toko yang lebih nyaman dan pelayanan yang lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah, waktu lebih cepat, dengan usaha dan resiko lebih rendah. Dapat diperkirakan, kompetisi selanjutnya, tidak hanya pada harga, namun menyangkut variable lain yang berkaitan dengan value atas pengalaman berbelanja pelanggan.
Beberapa trend yang sudah dan akan terjadi di Indonesia dan memberikan dampak bagi industri retail diantaranya :
Gelombang masuknya retailer asing :
·           Evolusi ke Format Retail Baru
·           Meningkatnya keluarga dengan double income (suami-istri bekerja).
·           Pertumbuhan kota-kota satelit disekeliling kota besar.
·           Mobilitas yang semakin tinggi dan waktu luang yang semakin sedikit.
·           Pembantu rumah tangga menjadi semakin mahal.
·           Perkembangan pemakaian PC rumah tangga dan internet yang semakin tinggi.
·           Perkembangan teknologi dan pemakaian Handphone-PDA.

Evolusi perkembangan format retail di Indonesia dapat di bagi atas beberapa tahapan:
1. Sebelum 1960-an: Era perkembangan retail tradisional berupa retailer atau pedagang pedagang independen.

2. Tahun 1960-an: Era perkenalan retail modern dengan format Department Store (Mass Merchandiser), ditandai dengan dibukanya gerai retail pertama SARINAH di Jl. MH Thamrin.

3. Tahun 1970-1980-an: Era perkembangan retail modern dengan format Supermarket dan Department Store, ditandai dengan berkembangnya retailer modern (Mass Merchandiser dan Grocery) seperti Matahari, Hero, Golden Truly, Pasar Raya dan Ramayana. Pada masa ini juga berkembang format Drug Store, yang lebih dikenal dengan nama apotik.

4. Tahun 1990-an: Era perkembangan Convenience Store (C-Store), High Class Departmet Store, Branded Boutique (High Fashion) dan Cash and Carry. Perkembangan C-store ditandai dengan maraknya pertumbuhan Indomaret dan AMPM. Perkembangan High Class department Store dan High Fashion Outlet, ditandai dengan masuknya SOGO, Metro, Seibu,Yaohan, Mark & Spencer dan berbagai outlet high fashion lainnya. Pekembangan format Cash and Carry ditandai dengan berdirinya Makro, diikuti oleh retailer lokal dengan format serupa misalnya GORO, Indogrosir dan Alfa.

5. Tahun 2000 - 2010: Era perkembangan Hypermarket, Factory Outlet, Category Killer dan perkenalan dengan e-retailing. Era Hypermarket ditandai dengan berdirinya Continent Hypermarket dan Paserba Carrefour di tahun 1998. Pada tahun 2002 akan dibuka Hypermarket GIANT, dan beberapa gerai hypermarket lainnya. Adanya kebutuhan akan barang bagus/bermerek dengan harga miring akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan mendorong perkembangan Category Killer dan Factory Oulet. Di beberapa tahun ke depan, akan bermunculan category killer di berbagai kategori produk seperti Family Apparel, Consumer Electronic, Auto Aftermarket, Home/Bed/Bath, Home Improvement, Pet Supply, Craft/Hobby, Computer, Sporting Goods, melengkapi category killer yang telah berkembang saat ini seperti Department Store, Book Stores, Electronic, Office Supply dan Toy Stores. Berbagai factory outlet kini mulai menjamur di kota Bandung dan Jakarta, misalnya Millenia dan Metro Factory Outlet. Multipolar Group dengan LIPPOSHOP-nya berjasa dalam memperkenalkan e-retailing di Indonesia, contoh retailer yang berbasis internet misalnya sanur, click and drag dan gramedia on-line.

6. Tahun 2010-2020: Era perkembangan Hard Discounter Store dan Catalog Services. Persaingan harga yang semakin sengit akan mengarahkan retailer mencari alternatif format retail yang lebih effisien. Sehingga pada masa ini akan menjamur format Hard Discounter menggantikan format Hypermarket. Format hardiscounter menawarkan produk sejenis dengan harga 15-30% lebih murah dibandingkan format retail lainnya. Pada masa ini private label akan semakin populer. Selain itu untuk barang-barang tahan lama misalnya pakaian, appliances dan elektonik, akan berkembang melalui format Catalog Services. Format ini memungkinkan retailer untuk menjual dengan harga lebih murah karena tidak mengeluarkan biaya investasi dan operasional toko secara fisik. Semakin memasyarakatnya kepemilikan PC dan akses internet akan mendorong pertumbuhan format catalog melalui e-retailing.

7. Setelah tahun 2020: Era perkembangan e-retailing dan Toko Spesialisasi. Tingkat kepemilikan PC dan akses internet akan semakin merata di Indonesia, sehingga mendorong ke arah perkembangan e-retailing yang sesungguhnya. Pemesanan dan pembayaran produk dilakukan melalui internet, bahkan pada masa tersebut kita dapat menggunakan handphone-PDA atau handheld terminal yang disediakan retailer untuk melakukan pembelian produk saat berkunjung ke supermarket. Cukup scan barang yang akan kita beli dengan Handphone-PDA atau handheld, selanjutnya kita boleh langsung membayar dengan credit card secara on-line lewat peralatan tersebut atau dengan cash di cashier. Kecenderungan berikutnya yang mungkin terjadi adalah toko spesialisasi akan menjamur, sehingga untuk membeli rokok misalnya, orang lebih senang pergi ke toko khusus yang menjual berbagai jenis rokok (Ciggarette Outlet), dengan harga yang tentu saja lebih bersaing.