Thursday, December 11, 2014

Unit Cost Dan Analisis Break Even

Pengertian Unit Cost

Menurut Hansen dan Mowen (2005)
Unit cost adalah sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Unit cost adalah biaya per unit produk, yang secara sistematis dapat didefinisikan sebagai nilai pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan.
Manfaat dari unit cost adalah:
Membantu manajemen dalam menilai dan meninjau positioning biaya terhadap suatu biaya yang dikeluarkan di masa depan.

Memberi masukan atau acuan dalam mengusulkan tariff baru berdasarkan perhitungan biaya perunit.

Pengertian Break Event Point

Break Event Point adalah titik impas dimana keadaan jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan atau kegiatan. Dan dapat menganilisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapat keuntungan atau profit.

Menurut Alwi (1994 : 265) menyatakan bahwa “Break Even Point adalah suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan itu tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (Penghasilan = Total biaya).

Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugian.

 Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi.

Break event point sangat penting kalau kita membuat suatu usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur diantara manfaatnya adalah
a) Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.
b) Memberikan informasi mengenai berbagai kegiatan atau tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
c) Mengevaluasi laba dari perusahaan atau organisasi secara keseluruhan.
d) Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti oleh orang yang melihat dan membaca nya.

Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya Break Event Point (BEP) dalam usaha yang kita rintis, komponen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini.



Salah satu kelemahan dari Break Event Point (BEP) yang lain adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produksi jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditentukan dalam kenyataan dan prakteknya.

Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya Break event point (BEP) dalam usaha yang kita rintis, komponen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini.


Salah satu kelemahan dari Break Event Point (BEP) yang lain adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produksi jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditentukan dalam kenyataan dan prakteknya.


Break Event Point (BEP) memerlukan komponen penghitungan dasar yaitu:
Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yiatu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin.
Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku dan biaya listrik.
Selling price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk menganalisis BEP ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
1. Dasar Unit
Berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus dihasilkan untuk mendapatkan titik impas : BEP = FC/ (P-VC)

2. Dasar Penjualan
Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas : FC/ ( 1- (VC/P)) *penghitungan (1- (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit
Contoh:
Total biaya tetap senilai Rp. 100 juta
Total biaya variabel per unit senilai Rp. 60 ribu
Harga jual barang per unit senilai Rp. 80 ribu

Penghitungan BEP Unit
BEP = FC/ (P – VC)
BEP = 100.000.000/ ( 80.000 – 60.000)
BEP = Rp 5000

Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 100.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp. 400.000.000

Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:
BEP – Laba = (FC + Target Laba)/ (P – VC)
Menghitung target laba ini, FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar RP 80 juta per bulan.

BEP – Laba = (FC + target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = ( 100.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP – Laba = 180.000.000 / 20.000
BEP – Laba = 9.000 unit
BEP – Laba = Rp. 720 juta ( 9.000 unit x Rp. 80.000)
Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit perusahaan akan perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp. 720 juta.

Pengertian Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak dapat berubah selama periode tertentu, tetapi dapat berubah secara total dengan kondisi perubahan yang besar dari sebuah aktivitas atau volume. Biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun kegiatan bisnis meningkat atau menurun. Meskipun bebrapa jenis biaya tampak tetap, namun dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Jika semua kegitan menurun sampai nol dan tidak ada prospek bagi kegiatan tersebut untuk meningkat, perusahaan akan melakukan likuidasi dengan demikian perusahaan menghindari semua biaya. Jika kegiatan diharapkan meningkat samapi melebihi kapasitas yang ada saat ini, biaya tetap harus ditingkatkan untuk mengimbangi kelebihan volume tersebut.


Apabila manjemen mengharapkan permintaan atas produk perusahaan akan meningkat samapi melebihi kapasitas dari fasilitas fasilitas produk saat ini, maka manajemen harus mengupayakan tambahan pabrik dan peralatan, tenaga kerja dan mungkin penyelia untuk dapat memproduksi barang sampai tingkat tertentu yang diperlukan untuk memenuhi permintaan. Akibatnya, perusahaan akan mengalami peningkatan biaya overhead pabrik yang tetap.


Untuk itu, jenis pengeluaran tertentu harus digolongkan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang kegiatan yang terbatas. Rentang kegiatan yang terbatas ini disebut dengan rentang yang releva. Total biaya tetap akan berubah diluar rentang kegiatan yang relevan. Perubahan biaya tetap pada tingkat kegiatan yang berbeda dan rentang yang relevan.


Beberapa pengeluaran mendapatkan karakteristik sebagi biaya tetap berdasarkan kebijakan manajemen. Misalnya, besarnya pengeluaran iklan dan jumlah kontribusi anam ditentukan oleh manajemen dan biaya – biaya tersebut tidak secara langsung berkaitan dengan penjualan atau kegiatan produksi. Biaya-biaya tersebut kadang-kadang disebut beban tetap yang diprogramkan. Pengeluaran yang memerlukan serangkaian pembayaran selama periode waktu yang panjang sering disebut beban tetap terikat. Contohnya bunga atas hutang jangka panjang dan biaya sewa atas perjanjian leasing jangka panjang.

Friday, December 5, 2014

Penjualan Jasa Pendidikan


Pengertian Harga Pokok Penjualan

Kegiatan perusahaan dagang adalah menjual barang-barang yang sebelumnya dibeli. Nilai penjualan yang diterima dicatat sebagai Penjualan, sedangkan nilai beli yang dikeluarkan untuk barang yang dijual dicatat sebagai Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold).


Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu unsur atau elemen dari laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang yang menggambarkan biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan pengembangan.

Pengertian HPP menurut para ahli ialah:

Harga pokok penjualan menurut Lie Dharma Putra, definisi Harga Pokok Penjualan adalah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga Pokok penjualan adalah cost yangterlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa dihubungkan langsungdengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.

Harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2002:72) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan:
Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah unsur-unsur yang membentuk HPP. Unsur-unsur yang membentuk Harga Pokok Penjualan antara lain persediaan awal, persediaan ahir, dan pembelian bersih barang dagangan.
Secara lebih detail tentang unsur-unsur tersebut simaklah pembahasan berikut ini:

  • Persediaan awal Barang dagangan (initial inventory). Persediaan awal barang dagangan merupakan persediaan barang dagangan yang tersedia pada awal suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal perusahaan dagang terdapat pada neraca saldo periode berjalan atau pada neraca awal perusahaan atau laporan neraca tahun sebelumnya.
  • Persediaan akhir barang dagangan (end inventory). Persediaan ahir barang dagangan merupakan persediaan barang-barang pada ahir suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan ahir perusahaan akan diketahui dari data penyesuaian perusahaan pada ahir periode.
  • Pembelian bersih. Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian barang dagangan secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Proyeksi Penjualan

Apa itu Proyeksi Penjualan?
Proyeksi penjualan dilakukan berdasarkan data dan fakta, baik dari bisnis kita maupun dari kondisi global lainnya
Proyeksi atau perkiraan jumlah penjualan produk pada masa yang akan datang merupakan bagian kegiatan menyusun rencana penjualan.
Penyusunan rencana penjualan pada tahun mendatang disebut sales forecasting sedangkan jumlah penjualan produk yang direncanakan disebut sales forecast
Proyeksi jumlah penjualan merupakan tumpuan rencana strategis. Proyeksi penjualan merupakan salah satu pegangan untuk merencanakan berbagai kegiatan manajemen.
Proyeksi penjualan merupakan bahan masukan untuk menyusun jadwal produksi dan proyeksi penjualan digunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk mengevaluasi jumlah, sarana produksi, anggaran penjualan dan kualifikasi tim penjualan apakah sudah cukup memadai.
Pertimbangan Proyeksi Penjualan:

Membuat proyeksi penjualan tidak luput dari beberapa pertimbangan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam membuat proyeksi penjualan, yaitu:
Faktor Internal, yaitu:
1.    Modal yang harus dimiliki,
2.    Kapasitas produksi,
3.    Kemungkinan investasi,
4.    Sumber daya manusia dll.
Faktor eksternal, yaitu:
1.    Keadaan pasar,
2.    Posisi perusahaan dalam pasar tersebut,
3.    Persaingan,
4.    Tingkat pertumbuhan penduduk,
5.    Kebiasaaan di masyarakat dl




Sunday, November 30, 2014

Capital Budgeting

Konsep Capital Budgeting
Capital budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang yang merupakan keputusan-keputusan penting yang harus diambil. Semua itu memerlukan pengeluaran untuk modal dan akan kembali secara bertahap melalui keuntungan/ manfaat di masa mendatang.

Pengambilan keputusan dalam pengeluaran modal (capital expenditure/ budgeting) memerlukan 4 tahap penting sebagai berikut:
·         Membuat beberapa alternative proyek investasi
·         Mengevaluasi pro dan kontra dari masing-masing alternative tersebut
·         Memilih satu alternative
·         Menerapakan keputusan

Metode yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi barang modal untuk dapat dipilih yaitu, payback period (PB), return on investment (ROI,  Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan profitability Index.

Pay Back Period
Payback Period (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Rumus yang digunakan dalam menghitung payback period yaitu:
·      Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Payback Period=n+(a-b)/(c-b) x 1 tahun
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + ³
·      Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama
Payback Peiod=(investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
Payback Period = outlay  x  1 tahun
                               Proceed
·      jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak
·      jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima

Net Present Value
Net Present Value adalah selisih Present Value dari keseluruhan Proceed dengan Present Value dari keseluruhan investasi. Net Present Value (nilai sekarang bersih) merupakan metode yang dipakai untuk menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang.
penghitungan NPV menggunakan tabel bunga dan cash flow  setiap tahun jumlahnya sama, digunakan rumus sebagai berikut:
NPV = (Cash flow x Discount factor) – Original investment

Internal Rate of Return
IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain)

Penerapan capital budgeting dalam keuangan pendidikan
Manfaat capital budgeting dalam lembaga kkeuangan pendiidkan lebih berguna sebagai alat kontrol keuangan. Di lembaga pendidikan diperlukan adanya perencanaan anggaran yang matang dan kontrol yang lebih baik untuk mengawasi biaya yang akan dibelanjakan. Kontrol dalam anggaran diperlukan untuk melihat apakah biaya yang dikeluarkan selama ini sudah melewati limit anggaran atau tidak. Lembaga pendidikan juga dapat mempertimbangkan berbagai program atau investasi yang perlu dijalankan atau bahkan dihentikan di tengah jalan.

Friday, November 21, 2014

Time Value of Money

Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.

Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000  yang diterima saat ini akan lebih  bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan diterima dimasa akan datang.

Hal tersebut  sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya seperti.adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dll.

Nilai Masa Depan (Future Value)
Adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka waktu.
RUMUS:

FV = Po (1+i)n

Keterangan :
    FV  : Nilai pada masa yang akan datang
    Po   : Nilai pada saat ini
    i      : Tingkat suku bunga
    n     :  Jangka waktu  

Contoh :
Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp 5,000,000 untuk mebeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan sebesar 18 % per tahun berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tsb pada akhir tahun ke 5?
FV = Po (1+r)n
FV = Rp 5,000,000 (1+0.18)5
FV = Rp 11,438,789
Jadi jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank sebesar Rp 11,438,789

Nilai Hari Ini (Present Value)
Adalah nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang akan datang  dengan tingakat suku bunga tertentu pada setiap periode.
Rumus :

 PV = Po (   1    )
                 (1+r)n      

Keterangan :

PV  :  Nilai sekarang
Po  :  NIlai di masa yang akan datang
r     :  Tingkat suku bunga
n    :  Jangka waktu.

CONTOH :
Tn B akan menerima uang sebesar Rp 40,000,000 pada 6 tahun mendatang. Berapa nilai uang yang akan diterima itu sekarang dengan tingkat bunga 20 % per tahun?

PV  =  Rp 40,000,000  x  (      1       )
                                           (1+0.2)6
                =  Rp 13,396,000

Nilai uang Tn B sebesar Rp 40,000,000 yang akan diterima 6 tahun lagi pada tingkat bunga 20 % pada saat sekarang adalah sebesar Rp 13,396,000.

Friday, November 14, 2014

Manajemen Aktiva Tetap dan Aktiva Tetap Tidak Berwujud

Pengertian Aktiva Tetap

Apa itu Aktiva Tetap?
Menurut Sofyan Safri H, Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”. (Sofyan Safri H. Akuntansi Aktiva Tetap. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal 20)

Menurut PernyaStandar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 paragraf 5 Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan di bangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.taan 


Bentuk aktiva tetap antara lain:

  • Tanah, tanah biasanya memlliki masa manfaat yang tidak terbatas dan biasanya tidak dlanggap sebagai suatu aktiva yang dapat disusutkan.
  • Bangunan, mesin dan peralatan, Bangunan, mesin dan peralatan memiliki masa manfaat terbatas, oleh karena itu disusutkan.
  • Aktiva tetap lainnya, suatu benda berwujud yang diakui sebagai aktiva tetap bila besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitssan dengan aktiva tersebut akan digunakan di perusahaan atau aktiva jangka panjang lainnya yang tidak termasuk kategori bangunan, peralatan dan tanah. Contoh: Meubel dan perlengkapan kantor, kendaraan.
  • Akumulasi penyusutan, Alokasi Jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.


Pengertian Aktiva Tetap Tak Berwujud

Apa itu Aktiva Tetap Tak Berwujud?
Aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umurnya panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak memiliki bentuk fisik. Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud antara lain: hak paten, hak cipta, merek dagang, franchise, goodwill.
Pengurangan nilai harga perolehan aktiva tidak berwujud selama umur ekonomisnya disebut amortisasi. Amortisasi aktiva tidak berwujud dicatat dalam jurnal penyesuaian. Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tetap tidak berwujud digolongkan sebagai berikut :

A.    Aktiva tetap tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh undang-undang/peraturan :
1.      Hak Paten
Hak paten adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada orang atau badan yang menemukan hal yang baru, untuk melakukan pembuatan, penjualan atau pengawasan terhadap penemuannya selama jangka waktu tertentu. Masa penggunaan hak paten dibatasi selama 17 tahun dan setelah habis masa pengguanaannya dapat diperbaharui atau diperpanjang. Hak paten dapat digunakan sendiri atau dijual kepada pihak lain.
Harga perolehan hak paten meliputi :
- biaya penelitian
- biaya percobaan
- biaya pengembanga
- biaya pendaftaran, dll

            Amortisasi dalam hak paten, di jurnal penyesuaian :
                        Beban amortisasi paten                          Rp xxx
                                    Paten                                           Rp xxx      

2.      Hak Cipta
         Hak Cipta (copy rights) adalah hak tunggal  yang diberikan oleh pemerintah kepada orang atau badan  (pengarang, pencipta lagu/music, seniman) untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya. Masa penggunaan hak cipta dibatasi selama 28 tahun dan dimungkinkan untuk perpanjangan selama 28 tahun lagi. hak cipta dapat diperoleh dengan penemuan sendiri atau dengan membeli dari pihak lain. Jika diperoleh dari penemuan sendiri, maka biaya utnuk memperoleh hak cipta tidak begitu besar, sehingga bisa diperlakukan sebagai beban pada periode perolehan. Jika hak cipta diperoleh dari membeli dari pihak lain harga perolehannya cukup besar, maka perlu dikapitalisasikan sebagai aktiva tetap tidak berwujud dan diamortisasikan selama umur ekonomis.
Harga perolehan hak cita adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut, seperti :
- Biaya peninjauan
- Biaya perizinan
- Biaya pengerjaan
- Biaya biaya pendaftaran dll.
Harga perolehan hak cipta yang diperoleh dengan membeli dari pihak lain adalah sebesar harga belinnya.
3.      Franchise
            Franchise atau hak monopoli atauwara laba adalah hak-hak istimewa yang diberikan pemerintah kepada suatu pihak, untuk menggunakan fasilitas milik Negara bagi penyediaan jasa-jasa kepentingan umum, misalnya untuk penimbunan sampah dan transportasi umum. Franchise dapat juga diberikan kepada suatu perusahaan untuk menggunakan fungsi bisnis tertentu, untuk mengkomersialkan produk, proses, teknik atau resep tertentu. Misalnya, franchise yang dijual oleh Kentucky fried chicken, mac Donald, pizza hut dll. Franchise diberikan dalam batas waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. Harga perolehan franchise adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut, seperti biaya administrasi dan biaya lain-lain.

B.     Aktiva tetap tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas
1.      Merek dagang
            Merek dagang (trade merk) adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada orangn atau badan usaha yang menggunakan cap, nama atau lambang usaha. Apabila biaya untuk memperoleh merek dagang tidak material maka biaya itu bisa diperlakukan sebagai beban pada periode diperolehnya. Tetapi jika biaya cukup besar, maka dikapitalisasikan sebagai aktiva tetap tidak berwujud dan diamortisasikan setiap tahun. Harga prolehan merek dagang yang dibuat sendiri oleh prusahaan adalah semua biaya yang berhubungan dengan usaha pembuatan dan pendaftarannya. Sementara merek dagang yang diperoleh dengan pembelian darr pihak lain, harga perolehannya adalah sebesar harga belinya.

2.      Goodwill
         Goodwill adalah nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang timbul karena adanya kelebihan dalam beberapa factor, seperti nama yang terkenal, staf dan personalia yang berkemampuan tinggi atau lokasi perusahaan yang menguntungkan. Goodwill hanya bisa dicatat  atau diakui apabila pindah dari perusahaan lain melalui pembelian perusahaan lain pada harga yang lebih tinggi dari nilai wajaraktiva nettonya. Kelebihan harga diatas nilai wajar itulah yang diakui sebagai harga perolehan goodwiil.


·      Metode penyusutan dan amortisasi
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung mauoun tidak langsung (PSAK No.17)
Metode Penyusutan adalah jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis.
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan menurut criteria berikut :
1.      Berdasarkan waktu
·         Metode garis lurus
·         Metode pembebanan yang menurun
-          Metode jumlah angka tahun
-          Metode saldo menurun/saldo menurun ganda
2.      Berdasarkan penggunaan
·         Metode waktu pelayanan
·         Metode jumlah unit produksi
3.      Berdasarkan criteria lainnya
·         Metode berdasarkan jenis dan kelompok
·         Metode anuitas
·         Metode persediaan.

Metode amortisasi
Metode amortisasi yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan amortisasi.

·      Perhitungan Penyusutan dan Amortisasi
Metode Penyusutan aktiva tetap garis lurus
Metode garis lurus atau disebut juga straight line method adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap dimana beban penyusutan aldva tetap per tahunnya sama hingga ahir umur ekonomis aktiva tetap tersebut.


Rumus penyusutan aktiva tetap metode garis lurus
Penyusutan = Harga Perolehan-Xilai Residu
Umur Ekonomis
atau dengan cara lain berikut ini:
a)                  mencari tarif penyusutan tiap tahun
Tarif Penyusutan = 100% : umur ekonomis
b)                   Mencari beban penyusutan tiap tahun
Beban Penyusutan = Tarif penyusutan x (Harga perolehan-Nilai Residu)
c)                    Mencari Nilai Buku Aktiva tetap
Harga Buku Aktiva Tetap= Harga Perolehan- Akumulasi Penyusutan

Metode Penyusutan aktiva tetap menurun ganda
Metode menurun ganda disebut juga metode Double Declining BalanceMethode, menurut metode ini maka penyusutan aktiva tetap ditentukan berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan. Persentase penyusutan dapat dicari atau dihitung dengan mengalikan persentase penyusutan dengan metode garis lurus dengan angka 2 (dua). Dengan ungkapan lain persentase penyusutan besarnya 2x Persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.
Rumus penyusutan aktiva tetap metode menurun ganda
Penyusutan = {2 x (100% : umur ekonomis)} x Harga buku aktiva tetap

Metode Penyusutan aktiva tetap Jumlah Angka Tahun
Metode Jumlah Angka Tahun disebut juga sum of the years digit method, Berdasarkan metode jumlah angka tahun besarnya penyusutan aktiva tetap tiap tahun jumlahnya semaldn menurun. Rumus metode penyusutan aktiva tetap metode Jumlah angka Tahun
Penyusutan = SisaUmur Penggunaan x(Harga perolehan-nilai residu)
Jumlah Angka Tahun
Keterangan:
Sisa Umur Penggunaan = misalnya umur ekonomis 5 tahun, maka pada tahun pertama sisa umur penggunaan jumlahnya 5, tahun kedua 4 dan seterusnya.
Jumlah angka taun = misalnya umur ekonomis 5 tahun, maka jumlah angka tahun dihitung=> 1+2+3+4+5 = 15
Harga Buku aktiva tetap = harga perolehan - nilai residu

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Jam Kerja
Metode satuan Jam Kerja atau disebut juga Service Hours Method, menurut metode ini beban
Penyusutan Aktiva Tetap ditetapkan Berdasarkan jam kerja yang dapat dicapai dalam periode yang bersangkutan.
Rumus penyusutan aktiva tetap metode satuan jam kerja
Beban Penyusutan per tahun = Jam kerja yang dapat dicapai x Tarif penyusutan tiap jam
Tarif penyusutan per jam = Harga Perolehan-nilai residu
Jumlah total Jam Kerja penggunaan aktiva tetap

Metode Penyusutan aktiva tetap Satuan hasil Produksi
Metode satuan hasil produksi atau disebut Productive Output Method, Menurut metode ini beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Rumus penyusutan aktiva tetap metode satuan hasil produksi
Beban Penyusutan per tahun = Jumlah satuan produk yang dihasilkanxTarif penyusutan per produk
Tarif penyusutan per satuan produk = Harga perolehan- nilai residu
Jumlah total produk yang dihasilkan


·      Penerapan Manajemen Aktiva Dalam Keuangan Pendidikan
Dasar hukum penyusutan SPP adalah keputusan bersama tiga menteri yaitu:
- Menteri P&K (No.0257/K/1974)
- Menteri dalam negeri (No.221 Tahun 1974)
- Menteri keuangan (No. Kep. 1606/MK/II/1974) tertanggal: 20 Nopember 1974
SPP dimaksudkan untuk membantu pembinaan pendidikan seperti yang ditunjukkan pada pasal 12 keputusan tersebut yakni membantu penyelengaraan sekolah, kesejahteraan personel, perbaikan sarana dan kegiatan supervisi.

Yang dimaksud penyelenggaraan sekolah ialah:
- Pengadaan alat atau bahan manajemen
- Pengadaan alat atau bahan pelajaran
- Penyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu pribadi, rapor dan STTB
- Pengadaan perpustakaan sekolah
- Prakarya dan pelajaran praktek
Selanjutnya pada pasal 18 dinyatakan bahwa kedudukan kepala sekolah dalam pengelolaan SPP adalah bendaharawan khusus yang bertanggungjawab dalam penerimaan, penyetoran dan penggunaan dana yang telah ditentukan terutama dan penyelenggaraan sekolah.
http://ahmadialqorni.blogspot.com/2012/08/manajemen-keuangan-dalam-lembaga.htmldiakses tanggal 11 September 2014 pukul 06.22



Contoh:
PT. AMERIKA JAYA pada tanggal 4 November 2001 mengeluarkan uang sebanyakØ Rp. 100 Juta untuk memperoleh hak lisensi dari TRANS Ltd selama 4 tahun untuk memproduksi sepeda Phoenix. Penghitungan amortisasi atas hak lisensi tersebut adalah sebagai berikut:

Metode garis lurus
Amortisasi tahun 2001 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta
Amortisasi tahun 2002 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta
Amortisasi tahun 2003 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta
Amortisasi tahun 2004 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta

Metode saldo menurun
Amortisasi tahun 2001 adalah 50 % x Rp. 100 Juta = Rp. 50 Juta
Amortisasi tahun 2002 adalah 50 % x (Rp. 100 Juta – Rp. 50 Juta) 50 % x Rp. 50 Juta = Rp. 25 Juta
Amortisasi tahun 2003 adalah 50 % x (Rp. 50 Juta – Rp. 25 Juta) 50 % x Rp. 25 Juta = Rp. 12,5 Juta
Amortisasi tahun 2004 adalah karena tahun 2004 merupakan akhir masa manfaat, maka pada tahun 2004 seluruh sisa nilai buku diamortisasikan sekaligus sehingga tahun 2004 adalah Rp. 25 Juta – Rp. 12,5 Juta = Rp. 12,5 Juta

Wednesday, November 5, 2014

Manajemen Piutang

Konsep Piutang


Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.

Piutang dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
  1. Piutang usaha/piutang terhadap langganan
  2. Piutang yang akan diterima.
Hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:
  • Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan, seperti wesel tagih dan bon.
  • Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya.
  • Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi dalam perusahaan.
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
  1. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha normal.
  2. Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun.
  3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih).
  4. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih

Penerapan Manajemen Piutang dalam Keuangan Pendidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan penggunaan anggaran yang telah dilaksanakan serta hasil yang dicapai secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan sebagai mekanisme akuntabilitas pertanggungjawaban pengelolaan anggaran. Dalam rangka keseragaman penatausahaan dan akuntansi Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikandan Kebudayaan perlu disusun Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan dari POS Pengelolaan Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan antara lain:
  1. Memberikan pedoman yang seragam bagi pejabat perbendaharaan dan petugas pelaporan keuangan pada Kantor/Satker di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam melaksanakan pencatatan dan penyajian Piutang PNBP yang wajar dalam laporan keuangan;
  2. Mendukung penyelenggaraan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang menghasilkan informasi piutang yang wajar;
  3. Memberikan informasi yang wajar dan tepat waktu mengenai piutang
Jenis-jenis piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari:
  1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa,dan Jasa. yaitu: a) Piutang dari Pendapatan Penjualan adalah piutang yang timbul karena adanya perpindahan hak penguasaan barang kepada pihak lain, sedangkan Kantor/Satker baru menerima sebagian pembayaran dan sisa pembayaran diangsur/dicicil sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati; b) Piutang dari Pendapatan Sewa, adalah piutang yang timbul karena kegiatan sewa hak guna usaha/guna pakai dimana penyewa tidak mempunyai hak untuk membeli objek yang di sewa dengan sistem pembayaran secara berkala; c)Piutang dari Pendapatan Jasa, adalah piutang yang timbul karena perikatan/perjanjian dengan menggunakan fasilitas Satuan Kerja yang bersangkutan dan pembayarannya dilakukan secara berkala.
  2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan adalah piutang yang timbul dari jasa pendidikan, antara lain: a) Piutang dari Pendapatan Sumbangan Pendidikan dan Sumbangan Pembangunan; b)Piutang dari Pendapatan Uang Ujian Masuk, dan Akhir Pendidikan; c) Piutang dari Pendapatan Uang Ujian untuk Menjalankan Praktik; d) Piutang dari Pendapatan Pendidikan Lainnya
  3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain, antara lain: a) Piutang dari Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh negara (TP/TGR). b) Piutang dari Pendapatan Pengadaan Barang/Jasa ; c) Piutang dari penerimaan kembali Persekot/Uang Muka Gaji Piutang dari penerimaan kembali Persekot/Uang Muka Gaji merupakan piutang yang berasal dari selisih kurang pertanggungjawaban pelaksanaan suatu kegiatan/aktivitas; d) Piutang dari penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan Pemerintah Piutang dari penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah merupakan piutang yang timbul dari tidak dilaksanakannya kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan dalam kontrak terhadap pihak pemerintah

Contoh Piutang


Pada Tanggal 9 November 2020 PT. THAMYIZ menjual barang kepada PT. LEVIS seharga 25.000.000 dengan termin 2/10, n/30, pada tanggal 15 November 2013 PT. LEVIS mengembalikan barang kepada PT.THAMYIZ sebesar 1.000.000. Pada tanggal 20 November 2013 PT. THAMYIZ menerima pemabayaran dari PT. LEVIS sebesar saldo tagihannya. buatlah jurnal!

Nov, 11.  Piutang Dagang                              25.000.000
Penjualan                                            25.000.0000
Nov, 15   Retur dan Potongan Penjualan          1.000.000
Piutang Dagang                                    1.000.000 
Nov, 20   Kas                                               23.520.000
               Potongan Tunai Piutang Dagang          480.000
Piutang Dagang                                   24.000.000

Saturday, November 1, 2014

Pembiayaan PTK (Pendidik Tenaga Kependidikan)

Pengertian Gaji

APA ITU GAJI?

(Mulyadi, 2001, 377) menyatakan Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan seperti manajer. Penggajian dapat diartikan sebagai proses pembayaran upah kepada seseorang atau individu untuk pengganti hasil kerja atau jasa yang telah dilakukan.

Hariandja (2002), yaitu Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat.

Pengertian Upah

APA ITU UPAH?

Menurut undang-undang tenaga kerja no 13 tahun 2003, Bab 1, Pasal 1 berisikan Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Tingkatan Upah
Dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150 Tahun 2001 dan keputusan Menteri Keuangan tentang PPh pasal 21 tahun 2003, ada dijelaskan mengenai tingkat upah yang diterima karyawan. Upah yang diterima karyawan dibagi atas beberapa golongan yaitu:
1. Upah harian lepas
Upah yang diterima bila dalam satu hari kerja jika seorang melakukam perkerjaan yang telah ditentukan. Orang yang bekerja dengan upah harian lepas biasanya tidak terikat kerja kepada majikan.
2. Upah pegawai tetap
Upah yang diperoleh seorang berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan dengan jumlah yang diterimanya pun bersifat tetap seperti gaji bulanan.
3. Upah borongan
Upah yang diperoleh seseorang sesuai kesepakatan antara pekerja dengan penyuruh (penyewa) dan besarnya upah yang diterima juga terhantung kesepekatan diantara dua belah pihak, jenis perkerjaan yang telah disepakati ini harus selesai dilakukan tanpa turut campur tangan dari pihak penyewa.
4. Upah Honorarium
Upah yang diterima jika perkerjaan dilakukan dan sedangkan jumlahnya tergantung dari kesepakatan pekerja dengan majikan. Orang yang menerima upah honorium biasanya tidak terikat kerja dengan majikan.

Upah Minimum Regional (UMR)


Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum.

Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam propinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) - dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang (belum menikah).

Pengertian Tunjangan Karyawan (Kesejahteraan Karyawan)


Menurut Marihot Tua Effendi : merupakan program peningkatan kesejahteraan masyarakat yang pemberianya tidak berdasarkan kinerja pegawai,akan tetapi berdasarkan keanggotannya sebagai bagian dari organisasi,serta pegawai yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan kehidupanya secra normal dan agar dapat bekerja dengan baik.

Dale Yoder dalam buku yang ditulis Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan : Benefits may be regarded as the more tangible financial contributions to employees. Special payment to those who are ill, contribution to employees savings, distribution of stock, insurance, hospitalization, and private pensions for example. (Kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan. Terutama pembayaran kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan di rumah sakit, dan pensiun)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tunjangan karyawan adalah program untuk peningkatan kesejahteraan karyawan (material dan non material) tidak langsung sebagai bentuk balas jasa dalam bentuk selain upah/gaji, seperti pembayaran kepada mereka yang sakit, uang tabungan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan di rumah sakit,dan pensiun.

Jenis-jenis Tunjangan


Contoh jenis tunjangan tetap :
· Tunjangan Keluarga
· Tunjangan Jabatan
· Tunjangan Makan (untuk sebagian perusahaan dihitung berdasarkan jumlah kehadiran)
· Tunjangan lain-lain

Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran yang diatur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dikatikan dengan kehadiran atau prestasi kerja.

Contoh jenis tunjangan tidak tetap:
· Tunjangan Transport
· Tunjangan Kehadiran
· Tunjangan Shift
· Tunjangan Perumahan
· Tunjangan Kesehatan

Monday, October 20, 2014

Laporan Keuangan Dan Analisis Laporan Keuangan

Apa itu laporan keuangan?

Laporan keuangan merupakan laporan yang menginformasikan posisi keuangan perusahaan yang tersusun secara rinci dan lengkap yang meliputi Neraca, Laba Rugi, Neraca Saldo, dan sebagainya. Laporan ini digunakan bagi pihak internal dan eksternal untuk dapat menilai suatu perusahaan, seperti menilai keberhasilan perusahaan dalam usahanya atau menilai perkembangan perusahaan tersebut.


Tujuan laporan keuangan?

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh kenangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship). Atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.


JENIS DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN
            Akhir dari sebuah siklus akuntansi adalah sebuah laporan keuangan. Untuk sebuah perusahaan perseorangan, biasanya laporan keuangan terdiri dari tiga jenis yaitu: (1) Neraca, (2) Laporan Laba-Rugi, dan (3) Laporan Perubahan/ModalLaporan Laba Ditahan. Namun ada pula sumber yang menyebutkan bahwa laporan keuangan terdiri dari empat jenis, yaitu (1) Neraca, (2) Laporan Laba-Rugi, (3) Laporan Perubahan Modal/Laporan Laba Ditahan, dan (4) Laporan Arus Kas. Laporan keuangan dapat disusun dengan menggunakan Neraca Lajur sebagai dasar.
(1)   NERACA
Dalam literatur akuntansi neraca berasal dari istilah balance sheet, statement of financial position, statement of financial conditions atau statement of resources and liabilities. Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), kewajiban (liabilities), dan modal sendiri (equity) dari suatu perusahaan pada tanggal/waktu tertentu. Atau dengan kata lain neraca berisi mengenai data-data informatif mengenai kondisi perusahaan pada waktu tertentu.
Pada bagian awal setiap pelajaran akuntansi, neraca ditempatkan pada posisi pertama yang dinyatakan dalam pernyataan akuntansi:

“AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL”

Aktiva terdiri dari bagian-bagian kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, baik kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud.
Kewajiban terdiri dari kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggungan perusahaan baik berupa hutang maupun kewajiban-kewajiban lainnya.
Modal merupakan sumber dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Kewajiban dan modal adalah sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membeli/ membiayai seluruh aktiva yang digunakan untuk aktivitas usaha

(2) LAPORAN LABA-RUGI
Disamping ingin mengetahui posisi keuangan perusahaannya, pihak pengelola/pemilik perusahaan pasti juga ingin tahu sejauh mana perusahaannya memperoleh untung selama masa atau periode tertentu. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah laporan laba/rugi.
            Dalam literatur akuntansi, laporan laba-rugi diturunkan dari istilah profit and lost statement, operation statement atau income statement.
            Jadi, laporan laba-rugi adalah sebuah laporan singkat tentang jenis dan jumlah pendapatan atau hasil penjualan yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama rentang periode tertentu, biaya selama periode tersebut, dan keuntungan atau kerugian yang diderita selama periode tersebut. Periode yang dimaksud adalah disesuaikan dengan kebijakan pencatatan keuangan perusahaan tersebut, bisa dalam jangka waktu satu bulan, per kuartal, per tahun, per semester, dsb.
            Laporan laba-rugi terdiri dari penghasilan utama (operating revenue/sales), harga pokok penjualan (cost of goods sold), biaya usaha (operating expenses), penghasilan atau biaya diluar operasi pokok (other income and expenses atau nonoperating), dan pos-pos insidental atau pos luar biasa (extraordinary items).
a.       Penghasilan Utama (Revenue)
Penghasilan utama dari perusahaan dagang, jasa atau industri adalah berupa hasil penjualan barang atau jasa kepada pembeli atau hasil produksi perusahaan
b.      Harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold)
Perkiraan ini terdapat pada perusahaan dagang, yaitu harga pokok barang dagangan yang dibeli dan kemudian berhasil dijual selama satu periode akuntansi. Untuk perusahaan industri, harga pokok penjualan meliputi ongkos-ongkos dasar bahan baku, tenaga kerja dan ongkos pabrik yang telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang yang kemudian berhasil dijual selama satu periode akuntansi.
c.       Biaya Usaha (Operating Expenses)
Biaya yang timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang dan jasa serta biaya yang timbul sebagai akibat dari fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang bersangkutan. Biaya usaha ini umumnya dibagi 2, yaitu:
-          Biaya Penjualan/Pemasaran (selling expenses)
-          Biaya Umum dan Administrasi (general and administration expenses)

d.      Penghasilan dan Biaya diluar Operasi Pokok (Other Income and Expenses)
Biaya atau penghasilan yang tidak ada hubungannya dengan operasi utama perusahaan atau tidak bersifat berkelanjutan.
e.       Pos-Pos Insidentil (Extraordinary Items)
Adalah transaksi-transaksi yang jarang sekali dilakukan oleh perusahaan dan biasanya bersifat mendadak atau insidental.

Data laporan laba-rugi dapat disajikan dalam bentuk rekening (account form) atau dalam bentuk laporan (report form). Dalam laporan bentuk rekening, biaya-biaya atau kerugian ditempatkan di sebelah kiri sedangkan penghasilan-penghasilan ditempatkan di sebelah kanan sedangkan saldonya menunjukkan laba atau rugi.

(3)  LAPORAN PERUBAHAN MODAL/LAPORAN LABA DITAHAN
Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, disamping neraca dan laporan laba rugi, disajikan pula mengenai laporan laba ditahan atau laporan perubahan modal. Laba ditahan atau perubahan modal adalah bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan dan diakumulasikan sepanjang umur perusahaan. Laba yang diperoleh dari perusahaan biasanya tidak dibagikan seluruhnya kepada pemegang saham sebagai dividen, tapi akan ditahan juga oleh perusahaan untuk berbagai keperluan.

4) LAPORAN ARUS KAS
Salah satu tujuan kegiatan sebuah perusahaan bisnis adalah memperoleh dana dalam bentuk uang kas dari hasil penjualan produknya, yang dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan, baik modal kerja maupun dalam perluasan investasi. Pada banyak perusahaan, pembiayaan modal kerja dan investasi ini menggunakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, misalnya pinjaman bank. Penggunaan sumber dana external ini menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar bunga dan angsuran pinjaman. Disamping itu, perusahaan juga harus membagikan dividen bagi pemegang sahamnya karena menggunakan dana internal.

PENGERTIAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
Analisis rasio keuangan merupakan teknik yang dilakukan untuk mengetahui secara cepat mengenai kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio menggambarkan hubungan di antara unsur dalam laporan keuangan. Rasio juga menggambarkan hubungan matematis antara kuantitas yang satu dengan kuantitas yang lain. Hubungan tersebut dapat berupa suatu presentase, tarif, atau proporsi. Analisis terhadap laporan keuangan dapat diklasifikasi menjadi tiga rasio. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi mengenai likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas keuangan suatu perusahaan.

1.             Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio)
2.             Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity).
3.             Rasio Pengungkit/ Leverage/ Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned.
4.             Rasio Aktivitas. Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. ada dua penilaian rasio aktivitas yaitu:
5.      Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield,Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)
6.             Rasio Efesiensi/ Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran PersediaanPerputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover.

Contoh Perhitungannya
Seci Harpian School
Laporan Laba Rugi Januari-Desember 2012

Pendapatan :
1      SPP (1.000 x 500.000 x 12)                             :  6.000.000.000
2      Osis (1.000 x 200.000 x 12)                             :     200.000.000
                                                                                 6.200.000.000
Biaya-biaya:
1      Gaji guru + pegawai ( 145.000.000 x 12)        :     1.740.000.000
2      Kurikulum (30.000.000 x 2)                            :          60.000.000
3      Pembelajaran (6.000.000 x 10                          :          60.000.000
4      Osis + Ekskul (5.000.000 x 12)                       :          60.000.000
5      ATK (1.000.000 x 12)                                     :          12.000.000
6      Penyusutan bangunan                                      :        317.500.000
7      Penyusutan                                                       :        330.000.000
8      Biaya Promosi                                                  :          50.000.000
9      TAL (10.000.000 x 12)                                    :        120.000.000
10  Bll (5.000.000x 12)                                         :          60.000.000
 Total Biaya                                                     :     2.824.500.000
                                                                                                                       
EBIT                                                               :      3.375.500.000
Biaya 12%                                                       :         360.000.000     
EBT                                                                 :      3.015.500.000

Tax/Pph
5% x 50.000.000                                 : 2.500.000
15% x 200.000.000                             : 30.000.000
25% x 250.000.000                             : 62.500.000
35% x 2.515.500.000                          : 880.425.000
Tax                                                      : 975.425.000
EAT                                                    : 2.039.575.000


Laporan Perubahan Model Tahun 2012

Modal 1 Januari                                              :Rp 16.950.000.000
Pembagian laba/SHU                                      :Rp      750.000.000
                                                                          Rp 16.200.000.000
Laba Tahun 2012                                            :Rp    2.039.575.000

Modal 31 2012                                                :Rp  18.239.575.000




Neraca Per 31/12/2012

Aktiva Lancar
Kas                              :      42.750.000
          Bank                             : 3.155.500.000
          Perlengkapan                :      75.000.000
         Piutang SPP               : 1.125.000.000 +
Total Aktiva Lancar     :                                   4.523.250.000

Aktiva Tetap
Gedung                        : 9.525.000.000
Penyuutan gedung       :    317.500.000 –
                                                                        9.207.500.000

Peralatan                     : 5.000.000.000
Penyusutan Peralatan   :   330.000.000 -   
                                                                        4.670.000.000
                                                                                               
ATTW                                                                         2.844.325.000 +
                                                                                
Total Aktiva                                                     21.245.075.000


Utang Lancar                           :          5.500.000
Utang Jangka Panjang              :   3.000.000.000 +
Total Utang                              :   3.005.500.000
Modal                                     : 18.239.575.000 +
Total Utang + Modal                : 21.245.075.000