Laporan keuangan merupakan laporan yang menginformasikan posisi keuangan perusahaan yang tersusun secara rinci dan lengkap yang meliputi Neraca, Laba Rugi, Neraca Saldo, dan sebagainya. Laporan ini digunakan bagi pihak internal dan eksternal untuk dapat menilai suatu perusahaan, seperti menilai keberhasilan perusahaan dalam usahanya atau menilai perkembangan perusahaan tersebut.
Tujuan laporan keuangan?
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh kenangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship). Atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
JENIS DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Akhir dari sebuah siklus akuntansi
adalah sebuah laporan keuangan. Untuk sebuah perusahaan perseorangan, biasanya
laporan keuangan terdiri dari tiga jenis yaitu: (1) Neraca, (2) Laporan Laba-Rugi,
dan (3) Laporan Perubahan/ModalLaporan Laba Ditahan. Namun ada pula sumber yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan terdiri dari empat jenis, yaitu (1) Neraca,
(2) Laporan Laba-Rugi, (3) Laporan Perubahan Modal/Laporan Laba Ditahan, dan
(4) Laporan Arus Kas. Laporan keuangan dapat disusun dengan menggunakan Neraca
Lajur sebagai dasar.
(1) NERACA
Dalam literatur akuntansi neraca berasal dari
istilah balance sheet, statement of financial position, statement
of financial conditions atau statement
of resources and liabilities. Neraca adalah suatu laporan yang sistematis
tentang aktiva (assets), kewajiban (liabilities), dan modal sendiri (equity) dari suatu perusahaan pada
tanggal/waktu tertentu. Atau dengan kata lain neraca berisi mengenai data-data
informatif mengenai kondisi perusahaan pada waktu tertentu.
Pada bagian awal setiap pelajaran akuntansi, neraca
ditempatkan pada posisi pertama yang dinyatakan dalam pernyataan akuntansi:
“AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL”
Aktiva terdiri dari bagian-bagian kekayaan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, baik kekayaan yang berwujud maupun kekayaan
yang tidak berwujud.
Kewajiban terdiri dari kewajiban-kewajiban yang
menjadi tanggungan perusahaan baik berupa hutang maupun kewajiban-kewajiban
lainnya.
Modal
merupakan sumber dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Kewajiban dan modal
adalah sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membeli/ membiayai seluruh
aktiva yang digunakan untuk aktivitas usaha
(2) LAPORAN LABA-RUGI
Disamping
ingin mengetahui posisi keuangan perusahaannya, pihak pengelola/pemilik
perusahaan pasti juga ingin tahu sejauh mana perusahaannya memperoleh untung
selama masa atau periode tertentu. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah laporan
laba/rugi.
Dalam literatur akuntansi, laporan
laba-rugi diturunkan dari istilah profit
and lost statement, operation statement atau income statement.
Jadi, laporan laba-rugi adalah sebuah laporan
singkat tentang jenis dan jumlah pendapatan atau hasil penjualan yang diperoleh
oleh suatu perusahaan selama rentang periode tertentu, biaya selama periode
tersebut, dan keuntungan atau kerugian yang diderita selama periode tersebut.
Periode yang dimaksud adalah disesuaikan dengan kebijakan pencatatan keuangan
perusahaan tersebut, bisa dalam jangka waktu satu bulan, per kuartal, per
tahun, per semester, dsb.
Laporan laba-rugi terdiri dari
penghasilan utama (operating
revenue/sales), harga pokok penjualan (cost
of goods sold), biaya usaha (operating
expenses), penghasilan atau biaya diluar operasi pokok (other income and expenses atau nonoperating), dan pos-pos insidental
atau pos luar biasa (extraordinary items).
a. Penghasilan Utama (Revenue)
Penghasilan
utama dari perusahaan dagang, jasa atau industri adalah berupa hasil penjualan
barang atau jasa kepada pembeli atau hasil produksi perusahaan
b. Harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold)
Perkiraan
ini terdapat pada perusahaan dagang, yaitu harga pokok barang dagangan yang
dibeli dan kemudian berhasil dijual selama satu periode akuntansi. Untuk
perusahaan industri, harga pokok penjualan meliputi ongkos-ongkos dasar bahan
baku, tenaga kerja dan ongkos pabrik yang telah dikeluarkan dalam proses
pembuatan barang yang kemudian berhasil dijual selama satu periode akuntansi.
c. Biaya Usaha (Operating Expenses)
Biaya
yang timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang dan jasa serta
biaya yang timbul sebagai akibat dari fungsi administrasi dan umum dari
perusahaan yang bersangkutan. Biaya usaha ini umumnya dibagi 2, yaitu:
-
Biaya
Penjualan/Pemasaran (selling expenses)
-
Biaya Umum dan
Administrasi (general and administration
expenses)
d. Penghasilan dan Biaya diluar Operasi Pokok (Other
Income and Expenses)
Biaya
atau penghasilan yang tidak ada hubungannya dengan operasi utama perusahaan
atau tidak bersifat berkelanjutan.
e. Pos-Pos Insidentil (Extraordinary Items)
Adalah
transaksi-transaksi yang jarang sekali dilakukan oleh perusahaan dan biasanya
bersifat mendadak atau insidental.
Data
laporan laba-rugi dapat disajikan dalam bentuk rekening (account form) atau
dalam bentuk laporan (report form). Dalam laporan bentuk rekening, biaya-biaya
atau kerugian ditempatkan di sebelah kiri sedangkan penghasilan-penghasilan
ditempatkan di sebelah kanan sedangkan saldonya menunjukkan laba atau rugi.
(3) LAPORAN PERUBAHAN MODAL/LAPORAN LABA DITAHAN
Dalam
perusahaan yang berbentuk perseroan, disamping neraca dan laporan laba rugi,
disajikan pula mengenai laporan laba ditahan atau laporan perubahan modal. Laba
ditahan atau perubahan modal adalah bagian laba yang ditanamkan kembali dalam
perusahaan dan diakumulasikan sepanjang umur perusahaan. Laba yang diperoleh
dari perusahaan biasanya tidak dibagikan seluruhnya kepada pemegang saham
sebagai dividen, tapi akan ditahan juga oleh perusahaan untuk berbagai
keperluan.
4) LAPORAN ARUS KAS
Salah
satu tujuan kegiatan sebuah perusahaan bisnis adalah memperoleh dana dalam
bentuk uang kas dari hasil penjualan produknya, yang dapat dipergunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan, baik modal kerja maupun dalam perluasan investasi.
Pada banyak perusahaan, pembiayaan modal kerja dan investasi ini menggunakan
sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, misalnya pinjaman bank.
Penggunaan sumber dana external ini menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk
membayar bunga dan angsuran pinjaman. Disamping itu, perusahaan juga harus
membagikan dividen bagi pemegang sahamnya karena menggunakan dana internal.
PENGERTIAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
Analisis
rasio keuangan merupakan teknik yang dilakukan untuk mengetahui secara cepat
mengenai kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio menggambarkan hubungan di
antara unsur dalam laporan keuangan. Rasio juga menggambarkan hubungan
matematis antara kuantitas yang satu dengan kuantitas yang lain. Hubungan
tersebut dapat berupa suatu presentase, tarif, atau proporsi. Analisis terhadap
laporan keuangan dapat diklasifikasi menjadi tiga rasio. Analisis rasio
keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi mengenai likuiditas,
profitabilitas, dan solvabilitas keuangan suatu perusahaan.
1.
Rasio Likuiditas.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio),
Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio)
2.
Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas.
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit
Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin),
ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity).
3.
Rasio Pengungkit/
Leverage/ Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara
lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total
Asset, TIE Time Interest Earned.
4.
Rasio Aktivitas.
Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan
operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. ada
dua penilaian rasio aktivitas yaitu:
5. Rasio Nilai Pasar.
Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan.
Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend
Yield,Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)
6.
Rasio Efesiensi/ Perputaran.
Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola
asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini
antara lain Rasio Perputaran
Persediaan, Perputaran Aktiva
Tetap, dan Total Asset Turnover.
Contoh
Perhitungannya
Seci Harpian School
Laporan Laba Rugi Januari-Desember
2012
Pendapatan :
1 SPP (1.000 x
500.000 x
12) : 6.000.000.000
2 Osis (1.000 x
200.000 x
12) : 200.000.000
6.200.000.000
Biaya-biaya:
1 Gaji guru + pegawai
( 145.000.000 x
12) : 1.740.000.000
2 Kurikulum
(30.000.000 x
2) : 60.000.000
3 Pembelajaran
(6.000.000 x
10 : 60.000.000
4 Osis + Ekskul
(5.000.000 x
12) : 60.000.000
5 ATK (1.000.000 x
12) : 12.000.000
6 Penyusutan
bangunan : 317.500.000
7 Penyusutan : 330.000.000
8 Biaya
Promosi : 50.000.000
9 TAL (10.000.000 x
12) : 120.000.000
10 Bll (5.000.000x
12) : 60.000.000
Total
Biaya : 2.824.500.000
EBIT : 3.375.500.000
Biaya
12% : 360.000.000
EBT :
3.015.500.000
Tax/Pph
5% x
50.000.000 :
2.500.000
15% x
200.000.000 :
30.000.000
25% x
250.000.000 :
62.500.000
35% x
2.515.500.000 :
880.425.000
Tax :
975.425.000
EAT :
2.039.575.000
Laporan Perubahan Model Tahun 2012
Modal 1
Januari :Rp
16.950.000.000
Pembagian laba/SHU :Rp 750.000.000
Rp
16.200.000.000
Laba Tahun
2012 :Rp 2.039.575.000
Neraca Per 31/12/2012
Aktiva Lancar
Kas : 42.750.000
Bank :
3.155.500.000
Perlengkapan : 75.000.000
Piutang
SPP :
1.125.000.000 +
Total Aktiva
Lancar : 4.523.250.000
Aktiva Tetap
Gedung :
9.525.000.000
Penyuutan
gedung : 317.500.000 –
9.207.500.000
Peralatan :
5.000.000.000
Penyusutan Peralatan : 330.000.000 -
4.670.000.000
ATTW 2.844.325.000 +
Total
Aktiva 21.245.075.000
Utang
Lancar : 5.500.000
Utang Jangka
Panjang : 3.000.000.000 +
Total
Utang : 3.005.500.000
Modal : 18.239.575.000 +
Total Utang +
Modal :
21.245.075.000
No comments:
Post a Comment