Monday, April 28, 2014

Laporan Outing Class di Bakul Tukul Tebet: Kepuasan Pelanggan di Bakul Tukul


KEPUASAN PELANGGAN DI BAKUL TUKUL
Nama Tempat              : Bakul Tukul
Lokasi                         : Jl. Tebet Utara Dalam No. 2, Jakarta Selatan 12870
Nama Pemilik              : Dwi Prabowo Adji
Tagline                        : Rasa Sebakul Harga Nggak Mukul
Visi                             : Bakul Tukul menjadi rumah makan yang mengglobal
Misi                            : Menyajikan makanan yang murah meriah dan sehat

Pada hari Selasa yang lalu tepatnya tanggal 22 April 2014 kami Mahasiswa Manajemen Pendidikan 2012 B telah melaksanakan outing class mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan yang bertempat di Bakul Tukul Tebet. Dalam outing class ini kami mencari informasi mengenai kepuasan pelanggan yang ada di Bakul Tukul. Sebelum saya menjelaskan teori kepuasan pelanggan saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya dalam outing class kemarin. Kami sangatlah beruntung karena bisa bertemu langsung dengan pemilik Bakul Takul yaitu Pak Bowo yang juga menjadi narasumber kami dalam outing class kali ini. Sebelum acara utama nya dimulai, yaitu diskusi bersama Pak Bowo kami terlebih dahulu makan siang bersama dan memesan menu yang ada di Bakul Tukul. Kami memesan menu Paket Lebay yang berisi nasi, ayam goreng (bisa juga memilih ayam bakar), sambal, lalapan, sayur asam dan teh tawar hangat yang harganya lumayan harga mahasiswa, cukup dengan Rp 20.000 kami sudah bisa kenyang.
Paket Lebay seharga Rp 20.000

Mahasiswa Manajemen Pendidikan B 2012 makan siang bersama di Bakul Tukul Tebet

Setelah kami selesai makan dan meja sudah rapi dibersihkan barulah acara diskusi dimulai. Pak Bowo memulai dengan sedikit menceritakan seluk beluknya dalam menjadi pengusaha rumah makan. Sebelum membuka Bakul Tukul, Pak Bowo sudah banyak membuka rumah makan. Awal usaha tempat makan yang dijalankan Pak Bowo adalah Ayam Kabayan yang terletak di foodcourt ITC Cempaka Mas. Usahanya kala itu bisa dibilang kurang menguntungkan dikarenakan beberapa faktor yaitu kesalahan dalam branding dan juga kesalahan dalam menentukan lokasi yang bersebelahan dengan salah satu ayam goreng yang cukup terkenal. Nah sekarang saya akan mulai membandingkan antara teori kepuasan pelanggan dengan penjelesan dari narasumber kita yaitu Pak Bowo tentang kepuasan pelanggan yang ada di Bakul Tukul.
Menurut Kotler, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannyaJadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas atau senang. Kunci untuk menghasilkan kesetiaan pelanggan adalah memberikan nilai pelanggan yang tinggi.
Kepuasan pelanggan dapat diciptakan melalui kualitas, pelayanan, dan nilai.
  1. Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan mendorong konsumen untuk menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan dan kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen pada akhirnya akan menciptakan loyalitas konsumen kepada perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan mereka.
  1. Pelayanan konsumen tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan dan keluhan konsumen mengenai suatu produk atau jasa yang tidak memuaskan mereka, namun lebih dari pemecahan yang timbul setelah pembelian.
  1. Menurut Kotler (2000:34) definisi nilai pelanggan adalah Nilai yang dirasakan pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai pelanggan dengan jumlah biaya pelanggan. Jumlah nilai pelanggan adalah sekelompok manfaat yang diharapkan dari produk dan jasa. Jumlah biaya pelanggan adalah sekelompok biaya yang digunakan dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, dan membuang produk atau jasa.
Jika dilihat dari teori yang ada di atas, Bakul Tukul sudah melaksanakan semua bagian dari teori-teori tersebut. Mulai dari kualitas, dari paparan yang diberikan oleh Pak Bowo terlihat bahwa kualitas yang ada di Bakul Tukul sangatlah terjaga. Walaupun harga nya yang murah tetapi tetap mementingkan kualitas makanan yang sehat untuk para pelanggan. Dari segi pelayanan konsumen Bakul Tukul juga sangat memprioritaskan sumber daya manusia karena menurut Pak Bowo sumber daya manusia yang ada di setiap rumah makan adalah yang paling dominan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Seperti contoh jika pelayan yang ada di suatu rumah makan sangat lah ramah dalam melayani pelanggan tentu saja pelanggan akan merasa senang dan akan merasa dilayani dengan sepenuhnya berbanding terbalik jika pelayan suatu rumah makan selalu menunjukan ekspresi muka yang ketus. Pelayanan di Bakul Tukul sangat lah ramah mulai dari kami datang hingga kami meninggalkan tempat tersebut. Bisa dibilang kami sebagai pelanggan cukup puas dengan pelayanan konsumen yang ada di Bakul Tukul. Sedangkan untuk nilai pelanggan ditunjukkan dengan keseriusan Bakul Tukul dalam menjalankan tagline nya yaitu “Rasa Sebakul Harga Nggak Mukul”. Di Bakul Tukul cukup dengan mengeluarkan uang Rp 5.000 sudah bisa mendapatkan seporsi nasi yang tentunya free refill, itu artinya kita bisa makan nasi sepuasnya dengan harga Rp 5.000. Begitu juga dengan sambal dan lalapan yang ada. Menurut Pak Bowo lebih baik mendapatkan untung yang sedikit tetapi memiliki pelanggan yang banyak dibandingkan mendapatkan untung yang banyak tetapi memiliki pelanggan yang sedikit.
Karena kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan ekspektasi pelanggan, maka sebagai pemasok produk perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Zeithaml et.all terdapat empat faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan, yaitu sebagai berikut :
1.      Apa yang didengar pelanggan dari pelanggan lainnya (word of mounth communication). Dimana hal ini merupakan faktor potensial yang menentukan ekspektasi pelanggan. Sebagai contoh, seorang pelanggan memiliki perusahaan yang di harapkan dapat memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi berdasarkan rekomendasi teman-teman atau tetangganya.
2.      Ekspektasi pelanggan sangat bergantung dari karakteristik individu dimana kebutuhan pribadi (personnel needs).
3.      Pengalaman masa lalu (past experience) dalam menggunakan pelayanan dapat juga mempengaruhi tingkat ekspektasi pelanggan.
4.      Komunikasi dengan pihak eksternal (external communication) dari pemberi layanan memainkan peranan kunci dalam membentuk ekspektasi pelanggan. Berdasarkan External communication, perusahan pemberi layanan dapat memberikan pesan-pesan secara langsung maupun tidak langsung kepada pelanggannya.

            Dalam melaksanakan poin yang pertama dan ketiga tentu saja Bakul Tukul selalu memberikan nilai pelanggan yang tinggi, selain itu dalam menjalankan poin yang keempat Bakul Tukul melakukannya dengan cara memberikan pesan secara langsung kepada pelanggan dan juga mengingat nama pelanggan agar tercipta suasana keakraban. Dengan begitu pelanggan yang sudah diingat namanya tentu saja tidak akan merasa canggung lagi dan pastinya akan sangat merasa dihargai oleh rumah makan tersebut dan membuatnya semakin nyaman untuk datang terus ke Bakul Tukul.

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan perusahaan pesaing. Kotler, mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
1.      Sistem keluhan dan saran
Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah pelanggannya untuk memberikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan meliputi kotak saran yang di letakkan di tempat-tempat strategis, menyediakan kartu komentar, saluran telepon khusus, dan sebagainya. Tetapi karena metode ini cenderung pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan dan ketidak puasan pelanggan. Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih ke perusahaan lain dan tidak akan menjadi pelanggan perusahaan tersebut lagi.
2.      Survei kepuasan pelanggan
Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan di lakukan dengan menggunakan metode survei baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi.
Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat di lakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
Directly Reported Satisfaction. Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan.
Derived Dissatisfaction. Pertanyaan yang di ajukan menyangkut 2 hal utama, yaitu besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang telah mereka rasakan atau terima.
Problem Analysis. Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan 2 hal pokok, yaitu : masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari menajemen perusahaan dan saran-saran untuk melakukan perbaikan.
Importance-Performance Analysis. Dalam tehnik ini responden diminta meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu juga, responden diminta merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen tersebut.
3.      Belanja siluman(Ghost shopping).
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga datang melihat langsung bagaimana karyawan berinteraksi dan memperlakukan para pelanggannya. Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau atasannya baru melakukan penilaian akan menjadi bias. 
4.      Analisis pelanggan yang hilang (lost customer analysis)
Pihak perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang sudah berhenti menjadi pelanggan atau beralih ke perusahaan lain. Yang diharapkan adalah memperoleh informasi bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Dalam sistem keluhan dan saran Bakul Tukul menyediakan sebuah kotak saran atau kritik yang terdapat di lantai bawah. Sejauh penglihatan saya cukup banyak kertas yang terdapat di kotak saran tersebut yang nantinya akan di respon oleh pihak Bakul Tukul sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam menganalisis pelanggan yang hilang Pak Bowo juga melakukannya dengan sifat keakraban dengan pelanggan. Beliau akan bertanya langsung kepada pelanggan kenapa sudah jarang makan di rumah makannya. Apakah ada sesuatu yang mengganjal dan lain-lain. Dengan begitu beliau akan mengetahui alasan pelanggan tersebut yang nantinya informasi itu bisa digunakan untuk mengambil suatu kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pak Bowo yang sedang berdiskusi bersama Mahasiswa Manajemen Pendidikan B 2012

Ada yang unik dari penamaan Bakul Tukul. Pada awalnya banyak orang yang mengira bahwa Bakul Tukul adalah milik dari pelawak ternama di Indonesia yaitu Tukul Arwana, saya pun dulu pernah berpikir seperti itu. Padahal sama sekali bukan. Dinamakan bakul tukul karena tukul adalah bahasa jawa artinya berkembang. Tetapi Pak Bowo juga melihat dari artis Tukul yang pada saat itu Tukul belum sepopuler sekarang tetapi Pak Bowo memprediksi bahwa Tukul akan berkembang suatu hari nanti. Maka dari itu rumah makan tersebut dinamakan Bakul Tukul. Sampai sekarang Bakul Tukul sudah mempunyai 2 cabang, yang pertama di Menteng dan yang kedua di Tebet. Cabang yang di Tebet sudah berjalan selama 1 tahun 3 bulan.
Selain membahas mengenai kepuasan pelanggan, dalam diskusi yang berlangsung bersama Pak Bowo beliau juga menjelaskan tentang marketing mix yang ada di Bakul Tukul, mulai dari Place hingga Promotion.
1.         Place
Untuk menentukan lokasi usaha yang strategis sebenarnya adalah hal yang mudah, pertama-tama kita harus melihat peta. Lalu perhatikan radius 2 km hingga 5 km dari lokasi tersebut apakah ada keramaian seperti sekolah, rumah sakit, hotel atau perkantoran. Lokasi Bakul Tukul di Menteng maupun di Tebet keduanya bisa dibilang sangat lah strategis. Bakul Tukul Menteng sangat dekat dengan perkantoran dan juga rumah sakit selain itu juga berada di tengah-tengah perumahan elite. Sedangkan Bakul Tukul Tebet juga sangat strategis dikarenakan sepanjang jalan Tebet Utara adalah lokasi distro ternama anak muda dan juga restoran lainnya yang bisa digunakan anak muda untuk sekedar berkumpul ataupun berbelanja.

2.         Produk
Di Bakul Takul Pak Bowo memilih untuk menjual menu pada umumnya yang berbahan ayam atau bebek. Alasannya adalah karena agama yang dianut oleh Pak Bowo adalah Islam jadi beliau hanya menjual produk yang halal saja dan tidak menjual produk berbahan babi ke pasar. Beliau juga tidak menjual minuman yang mengandung unsur alkohol. Selain itu beliau lebih memilih menjual nasi putih karena memiliki peluang keuntungan yang lebih banyak.

3.         Price
Dalam menentukan harga, Pak Bowo lebih memilih menjual produk yang untungnya sedikit tetapi kuantitinya banyak seperti yang sudah saya jelaskan diatas.

4.         People
SDM adalah hal yang terpenting dalam perkembangan suatu bisnis, sama halnya dengan di Bakul Tukul. Pak Bowo menjelaskan bahwa yang paling sulit dilakukan mengenai bisnis kulinernya adalah mencari orang yang kompeten di bidangnya. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa jika kita mau usaha yang paling sulit adalah niat memulai usaha itu sendiri. Dalam suatu usaha pasti ada untung dan ada rugi. Kita harus siap dengan rugi nya.
5.         Pengembangan Produk
Karena di Tebet segmen nya adalah anak muda jadi Bakul Tukul mencoba menjual makanan yang tidak terlalu repot. Kedepannya Pak Bowo mungkin akan mencoba menambah produk baru seperti mie ayam atau bakso.

            Pak Bowo juga sedikit bercerita mengenai pembelian aset untuk lokasi usaha. Beliau menjelaskan bahwa lebih baik membeli aset daripada menyewa aset. Karena investasi dalam bentuk aset akan sangat menjanjikan, seperti halnya Bakul Tukul yang ada di Menteng. Dulu beliau membeli tanah yang ada di Menteng untuk memulai usaha Bakul Tukul untuk pertama kalinya, tanah tersebut seharga Rp 3 M. Setelah mencari modal dari sana sini akhirnya terbelilah tanah tersebut yang hingga sekarang masih dijadikan tempat usaha Bakul Tukul. Dan setelah sekian lamanya, pada saat sekarang ini nilai tanah di kawasan Menteng tersebut yang digunakan sebagi tempat Bakul Tukul cabang Menteng sudah senilai Rp 25 M. Bisa dibayangkan investasi dalam bentuk aset memiliki keuntungan yang sangat menjanjikan. Pak Bowo juga berpesan bahwa sebaiknya untuk generasi muda lebih banyak yang menjadi entrepreneur saja. Paradigma dikalangan anak muda harus dirubah, dari yang lulus “mencari” pekerjaan harus diubah menjadi lulus “menciptakan” lapangan pekerjaan.

Lokasi Bakul Tukul Tebet di Jl. Tebet Utara Dalam No. 2, Jakarta Selatan


Suasana Bakul Tukul Tebet 

Mahasiswa Manajemen Pendidikan B 2012 foto bersama Pak Bowo di Bakul Tukul Tebet