Friday, December 5, 2014

Penjualan Jasa Pendidikan


Pengertian Harga Pokok Penjualan

Kegiatan perusahaan dagang adalah menjual barang-barang yang sebelumnya dibeli. Nilai penjualan yang diterima dicatat sebagai Penjualan, sedangkan nilai beli yang dikeluarkan untuk barang yang dijual dicatat sebagai Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold).


Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu unsur atau elemen dari laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang yang menggambarkan biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan pengembangan.

Pengertian HPP menurut para ahli ialah:

Harga pokok penjualan menurut Lie Dharma Putra, definisi Harga Pokok Penjualan adalah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga Pokok penjualan adalah cost yangterlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa dihubungkan langsungdengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.

Harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2002:72) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan:
Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah unsur-unsur yang membentuk HPP. Unsur-unsur yang membentuk Harga Pokok Penjualan antara lain persediaan awal, persediaan ahir, dan pembelian bersih barang dagangan.
Secara lebih detail tentang unsur-unsur tersebut simaklah pembahasan berikut ini:

  • Persediaan awal Barang dagangan (initial inventory). Persediaan awal barang dagangan merupakan persediaan barang dagangan yang tersedia pada awal suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal perusahaan dagang terdapat pada neraca saldo periode berjalan atau pada neraca awal perusahaan atau laporan neraca tahun sebelumnya.
  • Persediaan akhir barang dagangan (end inventory). Persediaan ahir barang dagangan merupakan persediaan barang-barang pada ahir suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan ahir perusahaan akan diketahui dari data penyesuaian perusahaan pada ahir periode.
  • Pembelian bersih. Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan baik pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian barang dagangan secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Proyeksi Penjualan

Apa itu Proyeksi Penjualan?
Proyeksi penjualan dilakukan berdasarkan data dan fakta, baik dari bisnis kita maupun dari kondisi global lainnya
Proyeksi atau perkiraan jumlah penjualan produk pada masa yang akan datang merupakan bagian kegiatan menyusun rencana penjualan.
Penyusunan rencana penjualan pada tahun mendatang disebut sales forecasting sedangkan jumlah penjualan produk yang direncanakan disebut sales forecast
Proyeksi jumlah penjualan merupakan tumpuan rencana strategis. Proyeksi penjualan merupakan salah satu pegangan untuk merencanakan berbagai kegiatan manajemen.
Proyeksi penjualan merupakan bahan masukan untuk menyusun jadwal produksi dan proyeksi penjualan digunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk mengevaluasi jumlah, sarana produksi, anggaran penjualan dan kualifikasi tim penjualan apakah sudah cukup memadai.
Pertimbangan Proyeksi Penjualan:

Membuat proyeksi penjualan tidak luput dari beberapa pertimbangan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam membuat proyeksi penjualan, yaitu:
Faktor Internal, yaitu:
1.    Modal yang harus dimiliki,
2.    Kapasitas produksi,
3.    Kemungkinan investasi,
4.    Sumber daya manusia dll.
Faktor eksternal, yaitu:
1.    Keadaan pasar,
2.    Posisi perusahaan dalam pasar tersebut,
3.    Persaingan,
4.    Tingkat pertumbuhan penduduk,
5.    Kebiasaaan di masyarakat dl




No comments:

Post a Comment