Thursday, March 6, 2014

Pertemuan Ke-5 Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan

Kali ini ada yang beda dari perkuliahan Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan, untuk pertama kalinya mahasiswa Manajemen Pendidikan 2012 B bersama Bapak Amril Muhammad sebagai dosen menggunakan IDB (Islamic Development Bank) Building 1 UNJ untuk perkuliahan kali ini tepatnya di Ruang 603. Ya, kita menggunakan gedung baru yang ada di UNJ! Memang ada suasana baru ketika belajar di gedung baru, selain pemandangan gedung pencakar langit Jakarta yang bisa kita lihat selama belajar gedung ini masih sangat kotor. Debu-debu masih berterbangan dimana-mana seperti tidak pernah dibersihkan. At least bangku yang baru yang ada disana memang empuk sih tapi untuk meja nya terlalu kecil untuk ukuran badan mahasiswa, hehe. Di pertemuan kali ini kita mengupas tuntas mengenai Segmentation, Targeting dan juga Positioning.


Check this out!


SEGMENTATION, TARGETING AND POSITIONING
Proses membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan (contoh: ikan dan daging perlu kulkas, maka dia diposisikan sesuai kebutuhannya), karakteristik, perilaku konsumen (contoh: meski di carefour dijual daging belum tentu orang membeli disitu semuanya, masih banyak yang beli di pasar tradisional), yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda

3 Strategi Diferensiasi Pasar
1. Tanpa pembedaan (contoh: banyak baju fashion yang berjenis unisex artinya bisa digunakan untuk laki laki dan perempuan)
2. Melakukan pembedaan (contoh: pesantren ada yang untuk laki laki saja dan perempuan saja)
3. Terfokus (contoh: sekolah dengan bayaran mahal terfokus untuk kalangan atas saja)

Lakukan marketing research
Untuk mengetahui:
1. Besar pasar (contoh: berapa banyak orang yang akan belanja atau datang)
2. Daya beli konsumen (contoh: menjual barang di kampus harus mengerti kantong mahasiswa)
3. Perbedaan (contoh: menjual barang yang diperuntukan untuk laki laki dan perempuan harus dibuat perbedaannya)
4. Pesaing (contoh: bagaimana melakukan iklan, bagaimana melakukan pemasaran untuk bersaing dengan produk lain)
5. Keterjangkauan (contoh: keterjangkauan dari segi menjual misalnya makanan yang dikirim dari jakarta ke bandung harus dipikirkan kondisinya jadi dibuatlah rendang yang dikemas tahan lama)
6. SDM (contoh: ada atau tidaknya orang yang bisa memproduksi produk yang ingin dijual dan juga orang yang melayani, berapa banyak kita harus merekrut orang untuk melayani nantinya)

Dasar Alternatif Segementasi
Proses segmentasi, dilihati dari
1. Segmentasi Demografis, Gender, Usia, Ukuran Keluarga (contoh: di pizza hut ada promosi untuk 4 orang atau 6 orang, mobil avanza diperuntukan untuk mobil keluarga dengan ukuran yang luas)
2. Segmentasi Sosio Ekonomis:
  • Pendapatan (contoh: ada sekolah yang mematok harga nya sesuai kemampuan orangtua untuk membayar pendidikan, anak mahasiswa lebih cermat dalam memilih barang berbeda dengan anak sd, orang yang berpendidikan lebih kritis dan cermat dalam memilih produk)
  • Kelas sosial (contoh: orang yang keturunan bangsawan terkadang memilih makanan yang beda dari orang biasanya)
  • Etnik (contoh: orang padang lebih menyukai makanan pedas)

3. Segmentasi Psikografis:
  • Perilaku (contoh: orang yang berperilaku lembut cenderung membeli pakaian dengan warna yang lembut juga)
  • Gaya Hidup (contoh: orang kaya tentu saja menggunakan mobil yang mewah, orang yang mempunyai gaya  hidup kelas atas tentu tidak mau untuk makan di warteg)

4. Segmentasi Geografis:
  • Lingkup Pasar (contoh: mol diletakan di posisi yang strategis agar semua orang bisa datang dari mana saja dan akses yang mudah)
  • Kepadatan Penduduk (contoh: TK yang dibuat yang ditengah tidak laku karena di kota sudah padat sedangkan pasangan muda tinggal di pinggiran kota)
  •  Iklim (contoh: sweater dijual di daerah pegunungan pasti laku karena orang gunung kedinginan dan membutuhkan baju hangat)

5. Segmentasi Benefit:
Alasan utama? Manfaat apa yang ingin diperoleh, orang mengikutin pendidikan S3 agar  nantinya bisa menjadi profesor.

6. Segmentasi Penggunaan:
  • Heavy Users (contoh: ketika ingin membeli tas yang digunakan setiap hari harus membeli tas yang kuat)
  • Medium Users (contoh: ibu ibu pengajian membuat baju muslim hanya untuk pengajian sekali saja)
  • Occasional Users (contoh: baju koko dibeli hanya untuk digunakan saat lebaran saja)
  • Non-users: pembeli membeli barang bukan untuk kepentingannya tetapi untuk orang lain. (contoh: ketika ada cowok yang ingin membeli rok untuk pacarnya, lelaki tersebut tentu saja bukan pengguna rok)


TARGETING
·         Proses untuk memutuskan yang mana yang akan kita layani
  • Proses memutuskan pasar mana yang dilayani (contoh: jika ingin membuat sekolah internasional untuk orang kaya, buat sekolah di daerah jakarta selatan dekat dengan pemukiman ekspatriat)
  • Seleksi pasar sasaran (contoh: jika buat sekolah untuk anak kaya harus ada ac nya, kantin nya memiliki harga yang maha, ada wifinya)
  • Pasar sasaran: terdiri dari kumpulan pembeli dengan kebutuhakn atau karakteristik serupa yang akan dilayani
Tiga strategi yang dipilih:
  • Tanpa pembedaan
  • Ada pembedaan
  • Terfokus 

LANDASAN TARGETING
  • Sumber daya perusahaan
  • Variabilitas produk (contoh: menjual barang dengan kemasan yang bagus tentu akan lebih menarik dan cenderung lebih dipilih konsumen) (harga, warna, ukuran, rasa, jenis, konten)
  • Tahapan produk dalam daur hidup (contoh: rentang waktu untuk mengkonsumsi produk tersebut)
  • Variabilitas pasar (contoh: reseller akan diberikan harga yang jauh lebih murah karena dia membeli barang dengan jumlah banyak)
  • Strategi pesaing (contoh: caleg foto bersama dengan orang terkenal)


POSITIONING
Proses membedakan produk jasa dibandingkan dengan pesaing, Terkait dengan apa yang akan dilakukan terhadap pikiran dan keinginan konsumen

TIGA LANGKAH POSITIONING
·         Mengenali keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan
·         Memilih keunggulan yang paling kuat
·         Menyampaikan keunggulan secara efektif kepada target pasar

MISS POSITIONING
  • Underpositioning, konsumen tak mengenal keunggulan produk
  • Overpositioning, konsumen punya gambaran minimal keunggulan produk
  • Confused positioning, konsumen tak merasa pasti, banyak janji
  • Doubtful positioning, ada keraguan konsumen terhadap kualitas produk





No comments:

Post a Comment